Ayat Renungan:
Mazmur 27:5, "Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu."
Saya berlari menuju Ibu sesaat setelah merasakan kuasa Tuhan dalam tubuh saya yang masih berusia 6 tahun itu. Saya sering tergerak oleh khotbah yang dibawakan oleh Ayah saya, sehingga sejak kecil saya bisa merasakan kuasa Tuhan turun.
Namun, semuanya berubah ketika saya mulai menyadari bahwa profesi Ayah yang adalah seorang Gemabla itu tidak seperti yang saya kira. Pilihan yang dibuat oleh Ayah membuktikan sesuatu hal yang sangat berbeda dari pikiran saya.
Saya tumbuh dan datang ke dunia yang sepertinya tidak ada sama sekali yang namanya masalah. Tetapi semuanya itu buyar ketika apa yang saya ketahui tentang Tuhan hancur. Suatu hari saya terbangun di sebuah rumah yang baru, dimana saya harus tidur bersama dengan adik laki-laki dan ibu. Ayah telah tiada.
Bisa saja saya memberi detail yang lebih mengerikan lagi, tetapi mungkin beberapa diantara kita sudah sering mendengar kisah tentang pengalaman yang mirip seperti apa yang saya alami. Pilihan yang diambil oleh ayah membuatnya kehilangan seluruh pelayanannya, keluarganya, dan masa depannya.
Meskipun terdengar sangat menyedihkan, tetapi Tuhan telah menebus dan menggantikan segalanya dengan hal-hal baik dalam kehidupan saya sekarang ini. Dia telah mengambil sosok ayah, yang mungkin saja, kehadirannya justru dapat membawa sengsara dan putus asa bagi adik, saya, juga ibu saya.
Saya dibesarkan oleh sosok Ibu yang takut akan Tuhan. Satu hal yang selalu ia ingatkan, bahwa "Tuhan tidak akan membawa kita sejauh ini untuk meninggalkan kita."
Kemudian, datang seorang pria yang telah dipilih oleh Tuhan, Clay, yang menyelamatkan kami semua. Ia hadir di kehidupan kami dan mengadopsi kami. Clay memberi identitas dan nama yang baru untuk kami.
Ia mengajarkan kami bahwa orang yang takut akan Tuhan tidak perlu berdiri di mimbar untuk didengarkan, tetapi ia cukup duduk bersama mereka yang sudah tidak lagi memiliki harapan, dan membiarkan terang Tuhan bersinar dari tempatnya duduk itu.
Atas kasih karunia Tuhan, saya dan adik saya kini melayani di gereja. Kami telah diberikan karunia agar bisa membagikan kesaksian kami sehingga orang lain bisa melihat kasih Tuhan yang lebih besar dari segala rasa sakit yang bisa dialami oleh seseorang.
Ketika dosa mengancam untuk mengambil segalanya dari kita, Tuhan justru menawarkan berkat, belas kasih, dan kenyamanan yang benar-benar kita butuhkan.
Orang-orang yang ada di sekitar kita mungkin akan membuat kesalahan dan menyakiti hati kita. Tetapi, ingatlah hal ini, bahwa Tuhan tidak membawa kita sejauh ini hanya untuk meninggalkan kita. Dia punya rencana yang jauh lebih besar daripada yang kita ketahui.
Jangan biarkan kesalahan yang diperbuat oleh manusia justru membuat kita jadi seseorang yang penuh dengan rasa penyesalan. Saya pribadi tidak tahu apa yang telah dilewati oleh banyak orang, tetapi ketahuilah bahwa Tuhan itu setia.
Dia menyembuhkan setiap luka yang kita anggap tidak akan pernah bisa sembuh. Tuhan memperbaiki hati kita saat kita berpikir bahwa hati ini terlalu rusak untuk diperbaiki. Yesus menawarkan kasih karuniaNya ketika kita menganggap kalau dunia ini kejam.
Tuhan tidak akan menyerah terhadap hidup kita. Dia akan mengambil segala hal yang menyakitkan dalam kehidupan kita dan menggantinya menjadi pengharapan yang sempurna.
Kutipan diambil dari Anchored In: Experience a Power-Full Life in a Problem-Filled World by Micah Maddox, hak cipta © 2017, Abingdon Press. Digunakan atas izin.