Yakobus 2:14-16
"Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!" tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?"
Bacaan setahun : Mazmur 23; Matius 23; Yesaya 3-4
Saya memiliki seorang kerabat yang sangat piawai dalam merangkai kata. Seringkali ia terlihat menjadi pendengar dan pemberi nasihat bagi saudara yang lain. Tak jarang saya melihatnya turut mendoakan beberapa saudara yang mengalami masalah. Dan yang luar biasa, ia senantiasa menjadi orang pertama yang memberikan gagasan baik untuk bisa menolong orang lain.
Namun semua itu berubah, tatkala ia mulai menceritakan tentang mantan suami yang meninggalkannya beberapa tahun yang lalu. Saat ia mulai menceritakan kegagalan rumah tangganya, ia selalu terlihat marah. Wajah yang terlihat lembut saat mendoakan orang lain berubah merah padam, kemudian dibarengi dengan nafas yang tersengal.
Seringkali orang yang mengaku Kristen melakukan hal sama. Kehidupan yang dilalui sama seperti dua sisi mata uang yang berbeda. Banyak hal baik yang dilakukan tidak didasari oleh iman. Karena seharusnya ketaatan pada Allah menunjukkan iman yang menyelamatkan.
Iman yang menyelamatkan harusnya mampu mendorong setiap orang untuk tidak hanya mengakui Yesus sebagai Juruselamat, namun terus menjadi pengingat untuk melakukan ketaatan. Iman yang menyelamatkan harusnya juga mampu mengubah pikiran dan tingkah laku kita untuk bisa sama seperti Kristus.
“Apakah gunanya saudara-saudaraku, jika seseorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?” (Yakobus 2:14)
Yakobus mengajarkan bahwa iman sejati akan terbukti oleh perbuatan baik. Bukan berarti perbuatan baik yang akan menyelamatkan kita, namun perbuatan baik adalah bukti keselamatan. Iman kita di dalam Yesus Kristus akan mendorong kita untuk melakukan perbuatan baik. Setiap orang yang mengaku pengikut Kristus tapi hidup dalam ketidaktaatan sebenarnya imannya palsu.
“Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.” (Matius 7:16-17)
Saudaraku yang terkasih teruslah berbuat baik, karena pada hakikatnya iman tanpa perbuatan adalah mati.