Roma 14:1, “Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya”.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu58[/kitab]; [kitab]Marku8[/kitab]; [kitab]iiRaj18-19[/kitab]
Saat berlibur,
saya dan keluarga berkunjung ke Atlanta, Georgia menikmati pemandangannya. Anak
perempuan saya yang vegetarian menyarankan untuk makan di restoran vegetarian yang terkenal yaitu di Café Sunflower.
Kala itu
saya mengajaknya untuk makan di steakhouse tapi di sana menu vegetarian terbatas hanya ada salad, macaroni, dan keju. Jadi aku berkata ya untuknya.
Ketika kami
tiba, saya melihat betapa menyenangkan dan semua terlihat seperti pada umumnya,
pelayanannya yang ramah, dan penuh sesak mengingat waktu itu adalah batas waktu
tutup. Seorang pelayan mengiring kami ke meja kosong, disitu saya sedikit
tersadar karena banyak orang-orang kurus menyesaki restoran ini. Mungkin itu
hanya imajinasi saya tapi benar karena saat saya berjalan, mereka menatapku. Saya
tidak pernah merasa gemuk dalam hidup ini dan saya tahu apa yang mereka
pikirkan, seperti “Apa yang dia lakukan di sini?”, “Apa dia tersesat?”, atau “Pasti bercanda”.
Yeah,
mereka membuat saya menjadi terpojok. Saya seorang pemakan daging berada dalam
restoran vegetarian. Tapi saya tetap menegakkan kepala saya dan berkata pada diri sendiri, “Ini untuk putri saya.”
Selain itu
dalam Alkitab, Rasul Paulus memerintah kita agar tidak mengkritik keyakinan
masing-masing orang. “Yang seorang yakin, bahwa ia boleh makan segala jenis
makan, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan sayur-sayuran saja,” (Roma
14:2). Pemakan daging tidak harus membenci vegetarian begitu juga vegetarian
kepada pemakan daging, mereka harus mencerminkan bahwa Allah telah menerima keduanya dengan baik.
Setelah saya
menerima situasi dan mempertimbangkan dengan seksama mengenai ayat itu, saya
memilih untuk menikmati makanan itu. dalam gereja keluarga Kristen, kita
terkadang memiliki selera dan pendirian yang berbeda; tetapi itu seharusnya
tidak menjadi pemisah diantara kita. Jika kita menghargai dan menerima satu
sama lain, maka mudah untuk menemukan kesamaan. Kami berbagi satu sama lain daripada pendirian berbeda yang dapat memisahkan kita.
Seorang misionaris
bijak pernah mengatakan kepada saya dalam sebuah misi, ketika Anda berada di
penjara bersama dengan orang Katolik, Baptis, Pantekosta dan Kristen Ortodoks,
Anda akan menyadari bahwa Anda berada dalam persaudaraan Kristus. Rasul Paulus
menasihati kita, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan:
Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah
dekat!” (Filipi 4:4-5).
Perhatikan,
dunia orang yang tidak percaya berkali-kali membenarkan diri mereka sendiri
dengan para umat Kristen dan tidak akur satu sama lain, oleh karena itu
berlanjut pada orang yang tidak percaya. Seperti kita memperhatikan satu sama
lain, dunia akan melihat kita berbeda dan lebih tertarik pada keyakinan kita. Apapun
denominasi atau perpecahan kelompok kita, ingatlah bahwa Yesus meminta kita
untuk mengasihi satu sama lain dan dengan demikian juga menunjukkan kepada
dunia bahwa kita adalah murid-murid-Nya.