Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 73; Roma 1; Bilangan 29-30
Saat mengalami tragedi kematian atas orang yang kita kasihi, berapa banyak dari kita yang memendam kemarahan kepada Tuhan dan bertanya, “Kenapa hal ini harus terjadi?!” Namun, seperti penambang yang mencari permata mulia, tanpa menyerah Tuhan terus menggali kedalaman hati kita dan menyinarinya dengan terang kasih Tuhan. Amsal 20 dengan jelas mengatakan bahwa roh manusia adalah pelita Tuhan yang menyelidiki seluruh isi hati kita yang terdalam.
Entah kita menyadarinya atau tidak, namun Tuhan terus menguji kita. Bagian kita dalam proses ini adalah kerelaan untuk terus memandang Allah dan menemukan apa yang telah menghalangi kita untuk mengalami persekutuan yang hidup dengan Dia. Seringkali kita menolak untuk memandang Allah karena hati kita diliputi kemarahan dan sakit hati akibat tragedi kehidupan yang terjadi. Namun sesungguhnya penolakan inilah yang justru menghambat Allah untuk memulihkan hidup kita.
Namun ketahuilah, Tuhan tidak pernah menyerah atas kita. Bagaikan seorang penambang yang mengenakan lampu sorot di kepalanya, Tuhan terus menyinari mata hati kita saat kita tertatih-tatih mencoba bertahan dalam keterpurukan akibat kemarahan dan sakit hati. Terang-Nya akan terus bersinar sampai kita menyadari bahwa semua kemarahan dan sakit hati yang kita tujukan pada-Nya seringkali berupa pelampiasan karena kita tidak memiliki orang lain untuk disalahkan.
Terus-menerus memendam kemarahan dan sakit hati serta menolak Tuhan untuk berkarya memulihkan hidup kita sejatinya hanya akan membuat kita semakin tenggelam ke dalam kehancuran. Berikan hati dan hidup kita kepada-Nya agar terang-Nya yang ajaib dapat menerangi mata hati kita dan membuka paradigma baru bagi kita. Lihatlah Daud yang selalu mencurahkan seluruh isi hatinya kepada Tuhan, apakah itu baik atau buruk. Kerelaan hati Daud untuk dibentuk membuat Tuhan bebas berkarya untuk memulihkan hidupnya.
Saat kita menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan, IA akan membuat kita melihat rencana-Nya yang sempurna secara berbeda. Rancangan Tuhan dalam hidup kita dan hidup orang yang kita kasihi tidaklah pernah gagal. Apa yang ‘gagal’ di mata manusia merupakan sebuah langkah keberhasilan yang menuntun kita pada satu gambaran besar dari rancangan-Nya yang sempurna. Berserah pada Tuhan sepenuhnya merupakan sebuah keputusan.
Kerelaan Anda untuk dibentuk akan menentukan seberapa bebas Allah berkarya untuk memulihkan hidup Anda.