Pandanglah Langit
Kalangan Sendiri

Pandanglah Langit

Budhi Marpaung Official Writer
      6618
Mazmur 19:2
“Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya”

 Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 23; Matius 23; Yesaya 1-2

Suatu siang, seorang pria berusia 25 tahun berjalan di trotoar jalan. Selama melangkah, ia terus menggerutu karena ia merasa kepanasan. Tidak ada senyum yang terlihat dari wajahnya. Keringat mulai membasahi pakaian yang dikenakannya. Ia pun akhirnya memutuskan untuk berhenti di rumah makan sambil menunggu siang berlalu.

Satu setengah jam kemudian kala matahari sudah tidak terlihat, ia pun memutuskan kembali untuk melanjutkan perjalanannya. Meskipun ia tahu awan di luar mendung, tetapi itu tidak mengurungkan niatnya untuk meneruskan perjalanan ke tempat yang dituju. Dalam benaknya, lebih baik cuaca seperti ini daripada siang sebelumnya. Namun, baru beberapa ratus meter berjalan, awan mulai terlihat semakin pekat dan guntur mulai menggelegar. Benar, hujan pun turun. Karena tidak ada tempat untuk berteduh, seluruh tubuhnya pun basah kuyup. Dalam hati ia berkata, “Tuhan, jangan berlebihan dong! Bukankah lebih jika tadi siang tak sepanas itu, dan sore tak sedingin ini?”

Inilah yang sering dijumpai dalam kehidupan kebanyakan orang saat meresponi cuaca. Saat panas, mengeluh. Saat hujan, mengeluh. Bahkan mendung pun mengeluh. Astaga! Siapakah kita? Apakah kita memiliki kuasa untuk mengendalikan alam, sampai-sampai kita berani mengeluh terhadap apa yang Tuhan jadikan? Bukankah yang seharusnya terjadi adalah bersyukur atas semua hal, termasuk atas cuaca?

Tengoklah pemazmur yang mengungkapkan kebesaran Allah, saat memandang ke langit. Ia bahkan menemukan tutur Sang Pencipta saat memandang cakrawala. Betapa luar biasa kepekaannya untuk mengerti pernyataan kemahakuasaan Tuhan melalui alam ciptaan-Nya! Sungguh, ini kerap disepelekan dan diabaikan manusia.

Bagaimana dengan kita? Setiap hari kita hidup di bawah kolong langit. Namun, sempatkah kita memandang langit hari ini? Mahakarya ilahi yang sayang untuk diabaikan begitu saja! Berikan waktu barang beberapa menit saja untuk menikmati keindahan karya Tuhan dan bersyukur; entah hari itu cuaca sedang panas, mendung, maupun hujan. Jangan terjebak pada keluhan, melainkan ingatlah Dia yang menciptakannya. Dan mulailah mengucap syukur atas semua ini!

Seperti Tuhan menaungi kita dengan langit, demikianlah Dia menaungi kita dengan kesetiaan-Nya dari hari ke hari.

Sumber: Renungan Harian Edisi Tahunan

Ikuti Kami