Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 1; Matius 1; Kejadian 1-2
Bayangkan rintangan-rintangan yang harus diatasi saat seseorang berjalan kaki dari New York ke San Fransisco. Karena itulah orang tersebut menjadi pemecah rekor. Ketika ditanya mengenai rintangan terbesar yang dihadapinya, ia mengatakan bahwa tantangan terberat yang ia jumpai bukanlah perjalanan mendaki gunung atau menyeberangi hamparan gurun pasir yang panas, kering, dan tandus. "Yang hampir-hampir membuat saya menyerah dalam perjalanan ini," akunya, "adalah pasir dalam sepatu saya."
Kisah tersebut mengingatkan bahwa kita juga dapat dikalahkan secara rohani oleh apa yang awalnya hanya berupa hal kecil yang mengganggu. Kita membiarkan kata-kata yang kasar dan merendahkan atau kesalahpahaman mengecewakan kita. Atau kita membiarkan orang-orang di sekitar kita memberikan pengaruhnya yang tidak benar meskipun hanya berupa hal yang kecil. Bukannya berkomitmen untuk menghindari yang jahat, baik itu kecil ataupun besar (Amsal 4:14-27), kita malah berkompromi dengan hal-hal itu. Kita lupa untuk datang kepada Tuhan, memohon pengampunan dan pertolongan.
Sir Francis Drake, penjelajah asal Inggris di abad ke-16, telah berlayar keliling dunia. Namun, saat menyeberangi Sungai Thames, badai besar mengancam akan membalikkan kapalnya. Lalu ia berseru, "Akankah saya yang telah berhasil menghadapi badai di lautan akan tenggelam di sebuah selokan?"
Alangkah bijaksana jika kita bertanya pada diri sendiri, "Akankah saya, yang telah sampai sejauh ini menjalani hidup dengan iman, akan dikalahkan oleh ‘pasir dalam sepatu saya'?" Kita harus menjawab dengan pasti, "Tidak!" -Dave Branon.
Yang membuat kita tersandung adalah kerikil, bukan gunung.