Mentalitas Padang Gurun
Kalangan Sendiri

Mentalitas Padang Gurun

Lori Official Writer
      672

Ayat Renungan: Ulangan 1: 6-8“TUHAN, Allah kita, telah berfirman kepada kita di Horeb, demikian: Telah cukup lama kamu tinggal di gunung ini. Majulah, berangkatlah, pergilah ke pegunungan orang Amori dan kepada semua tetangga mereka di Araba-Yordan, di Pegunungan, di Daerah Bukit, di Tanah Negeb dan di tepi pantai laut, yakni negeri orang Kanaan, dan ke gunung Libanon sampai Efrat, sungai besar itu. Ketahuilah, Aku telah menyerahkan negeri itu kepadamu; masukilah, dudukilah negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka dan kepada keturunannya.””

 

Semua orangtua pasti akrab dengan kata-kata ini: “Sebentar lagi, sebentar lagi.” Saat anak-anak sedang asyik bermain, lalu Anda menyuruh mereka untuk pulang, mereka sering kali merespons dengan kata-kata tersebut. Anak-anak bisa mengabaikan perintah Anda ketika mereka menikmati permainan bersama teman-temannya.

Tahukah Anda, terkadang kita sebagai orang dewasa juga bertindak seperti itu? Mungkin ada di antara kita yang merasa tidak nyaman dengan pekerjaannya, bertahan dalam hubungan yang menyakitkan, atau berada di lingkungan yang buruk. Kita sadar bahwa keadaan kita tidak baik-baik saja, tetapi kita memilih untuk tidak keluar dari situasi tersebut. Kita hanya berkata dalam hati, “Tinggal sedikit lagi.” Kita menahan diri untuk mengambil keputusan yang berani dan akhirnya menjadi semakin tidak bahagia. Ini yang disebut dengan mentalitas padang gurun.

Di Ulangan 1: 6-8, Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk meneruskan perjalanan mereka menuju Tanah Perjanjian. Kata-Nya, “Telah cukup lama kamu tinggal di gunung ini. Majulah, berangkatlah, pergilah...” Bayangkan berapa lama mereka akan tinggal di sana jika Tuhan tidak menyuruh mereka bergerak maju? Tuhan sudah menyediakan kesempatan untuk hidup yang lebih baik, tetapi mereka takut bergerak maju. “Ada raksasa di negeri itu,” teriak mereka. Mereka sudah melihat sesuatu yang baik, tetapi belum siap untuk menyambutnya. Sampai akhirnya Tuhan memaksa mereka untuk bergerak maju. “Saatnya untuk pergi.” Mungkin saat itu mereka juga berkata, “Tunggu dulu. Sebentar lagi.” Persis seperti kita yang merasa tidak nyaman dengan sesuatu dalam hidup kita, tetapi tidak mau berusaha untuk bergerak keluar.

Tentu saja, kita tidak ingin seperti orang Israel yang membuang waktu karena memiliki mentalitas padang gurun. Karena itu, kita perlu segera bergerak jika merasa Tuhan sedang mendorong kita untuk maju. Percayalah, selalu ada hal baik yang Tuhan sediakan untuk kita.

Ikuti Kami