Banyak anak-anak di Indonesia mengalami kondisi “fatherless” meskipun ayahnya secara fisik ada. Kisah Crischof Lawalata, seorang musisi rohani yang tergabung dalam Worship Nite Project, mencerminkan tantangan tersebut. Dalam sebuah podcast bersama Solusi TV, Crischof mengungkapkan dampak dari ketidakhadiran figur ayah dalam hidupnya.
Masa kecil Crischof Lawalata diwarnai oleh absennya kehadiran emosional dari ayahnya. “Dari kecil saya tidak merasakan kasih sayang seorang ayah. Figur ayah saya ada, tapi kehadirannya tidak terasa. Kadang saya suka bilang ke teman-teman, ‘Kalian masih mending, bapak kalian ada. Bapak saya sudah dipanggil Tuhan.’ Tapi sebenarnya, saya merasa lebih baik kalau bapak tidak ada sama sekali daripada ada tapi tidak hadir,” ungkap Crischof.
Kenangan pahit yang sangat membekas adalah saat ulang tahun Crischof ketika ia masih di SD. Sang ayah berjanji akan datang dan memberikan hadiah, namun setelah menunggu dari pagi hingga malam, sang ayah tidak kunjung datang. “Rasanya sangat sedih karena saya tidak merasa dikasihi,” kenangnya.
Kehidupan sehari-hari Crischof juga diwarnai dengan didikan keras khas keluarga dari wilayah timur Indonesia. Sabetan sapu lidi dan pukulan ikat pinggang menjadi hal yang biasa dalam kehidupannya. Ditambah lagi, hubungan antara ayah dan ibunya yang sering tidak akur semakin memperburuk suasana keluarga dan menambah trauma Crischof terhadap kehidupan keluarga.
Perubahan besar dalam hidup Crischof dimulai ketika ia mengalami perjumpaan mendalam dengan Tuhan. Crischof mengungkapkan bagaimana iman dan kasih Tuhan membantunya menghadapi ketakutannya dan mengarahkan keluarganya kepada Yesus.
“Saya ingat momen ketika saya menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Itu adalah momen yang mengubah hidup saya. Saya pertama kali diajak ke komsel gereja, dan di sana saya mulai bertumbuh. Setelah itu, saya mulai berdoa untuk keluarga saya,” ceritanya.
Namun, memperjuangkan keluarganya di hadapan Tuhan tidaklah mudah. Crischof berdoa selama belasan tahun untuk keluarganya, tetapi janji Tuhan yang ia pegang tampaknya tidak kunjung digenapi.
“Saya punya satu Alkitab yang saya simpan di kamar, di depan Alkitab itu saya taruh foto keluarga saya: saya, Papa, Mama, dan abang saya. Di situ saya tulis janji Tuhan, ‘Satu orang diselamatkan, seisi rumah akan selamat.’ Saya doa terus, tapi bertahun-tahun doa itu belum terjawab,” jelas Crischof.
Sumber : Youtube Solusi TV | Puji Astuti