Perjalanan Menemukan Bapa Yang Sempurna, Chrischof Lawalata
Sumber: Solusi

Milenial / 18 September 2024

Kalangan Sendiri

Perjalanan Menemukan Bapa Yang Sempurna, Chrischof Lawalata

Puji Astuti Official Writer
229

Banyak anak-anak di Indonesia mengalami kondisi “fatherless” meskipun ayahnya secara fisik ada. Kisah Crischof Lawalata, seorang musisi rohani yang tergabung dalam Worship Nite Project, mencerminkan tantangan tersebut. Dalam sebuah podcast bersama Solusi TV, Crischof mengungkapkan dampak dari ketidakhadiran figur ayah dalam hidupnya. 

Kehidupan Keluarga yang Sulit 

Masa kecil Crischof Lawalata diwarnai oleh absennya kehadiran emosional dari ayahnya. “Dari kecil saya tidak merasakan kasih sayang seorang ayah. Figur ayah saya ada, tapi kehadirannya tidak terasa. Kadang saya suka bilang ke teman-teman, ‘Kalian masih mending, bapak kalian ada. Bapak saya sudah dipanggil Tuhan.’ Tapi sebenarnya, saya merasa lebih baik kalau bapak tidak ada sama sekali daripada ada tapi tidak hadir,” ungkap Crischof. 

Kenangan pahit yang sangat membekas adalah saat ulang tahun Crischof ketika ia masih di SD. Sang ayah berjanji akan datang dan memberikan hadiah, namun setelah menunggu dari pagi hingga malam, sang ayah tidak kunjung datang. “Rasanya sangat sedih karena saya tidak merasa dikasihi,” kenangnya. 

Kehidupan sehari-hari Crischof juga diwarnai dengan didikan keras khas keluarga dari wilayah timur Indonesia. Sabetan sapu lidi dan pukulan ikat pinggang menjadi hal yang biasa dalam kehidupannya. Ditambah lagi, hubungan antara ayah dan ibunya yang sering tidak akur semakin memperburuk suasana keluarga dan menambah trauma Crischof terhadap kehidupan keluarga. 

Perjumpaan Pertama Dengan Tuhan

Perubahan besar dalam hidup Crischof dimulai ketika ia mengalami perjumpaan mendalam dengan Tuhan. Crischof mengungkapkan bagaimana iman dan kasih Tuhan membantunya menghadapi ketakutannya dan mengarahkan keluarganya kepada Yesus. 

“Saya ingat momen ketika saya menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Itu adalah momen yang mengubah hidup saya. Saya pertama kali diajak ke komsel gereja, dan di sana saya mulai bertumbuh. Setelah itu, saya mulai berdoa untuk keluarga saya,” ceritanya. 

Namun, memperjuangkan keluarganya di hadapan Tuhan tidaklah mudah. Crischof berdoa selama belasan tahun untuk keluarganya, tetapi janji Tuhan yang ia pegang tampaknya tidak kunjung digenapi.  

“Saya punya satu Alkitab yang saya simpan di kamar, di depan Alkitab itu saya taruh foto keluarga saya: saya, Papa, Mama, dan abang saya. Di situ saya tulis janji Tuhan, ‘Satu orang diselamatkan, seisi rumah akan selamat.’ Saya doa terus, tapi bertahun-tahun doa itu belum terjawab,” jelas Crischof. 

Baca halaman selanjut -->

Waktu Tuhan Yang Indah Untuk Sang Ayah 

Krisis kesehatan ayahnya yang semakin memburuk, termasuk terkena diabetes dan harus menggunakan insulin, menjadi momen penting dalam perjalanan hidup Crischof. Dalam sebuah perjalanan bersama ayahnya, Crischof merasa digerakkan Roh Kudus untuk menyampaikan sesuatu yang penting.  

“Pap, mungkin hari ini atau besok Tuhan akan memanggil Papa, tapi sebelum itu, ada yang belum selesai,” ungkap Crischof saat itu. 

Melalui momen tersebut, Crischof berhasil mengajak ayahnya untuk memperbaiki hubungannya dengan Tuhan dan keluarganya. Namun di momen yang seharusnya membahagian bagi Crischof, kejadian tak terduga terjadi. Satu hari setelah pernikahannya ayahnya dipanggil Tuhan.  

“Tepat setelah pernikahan saya, ayah dipanggil Tuhan. Pada hari Sabtu setelah pernikahan, ayah masih di hotel, tapi pada hari Minggu pagi, beliau kembali ke rumah dan meninggal dengan tenang. Meski sedih, saya merasa lega karena beliau menyelesaikan hidupnya dengan baik.” 

Menghadapi Ketakutan Ketika Menjadi Figur Ayah 

Dengan campur tangan Tuhan, Crischof tidak hanya lepas dari trauma masa lalunya tetapi juga menemukan cara baru untuk membangun keluarga.  

“Saya pernah mengunggah video di Instagram tentang bagaimana setiap hari saya mengantar istri saya ke kantor, dan anak saya selalu ikut di kursi mobil. Dari umur 2 bulan sampai setahun, anak saya selalu tenang di sana. Jadi, saya punya momen berdua dengan dia yang mungkin dulu saya tidak pernah punya dengan ayah saya,” kenangnya. 

Menjadi seorang ayah tidak mudah bagi Crischof. Ia sempat mengalami ketakutan apakah ia bisa menjadi ayah yang baik.  

“Ada rasa takut tersendiri ketika memiliki anak tanpa memiliki sosok ayah yang sempurna di masa kecil. Tapi saya tahu bahwa saya punya Bapa yang baik di surga, dan itu sangat besar pengaruhnya dalam hidup saya sebagai seorang ayah sekarang. Pandangan saya tentang seorang ayah berubah total setelah saya mengerti kebenaran tentang Bapa di surga,” jelas Crischof. 

Kisah Crischof Lawalata adalah contoh nyata bagaimana peran Tuhan dapat mengubah hidup seseorang, memulihkan trauma masa lalu, dan membimbingnya untuk menjadi figur ayah yang hadir dan penuh kasih.  

Jika Anda pernah merasakan trauma atau kekosongan akibat ketidakhadiran sosok ayah dalam hidup Anda, ingatlah bahwa Tuhan, sebagai Bapa yang penuh kasih, menawarkan pemulihan dan penghiburan. 

Tuhan Yesus ingin menyembuhkan hati Anda, jika saat ini Anda mau dibimbing untuk mengalami pemulihan, mari hubungi  Layanan Doa dan Konseling CBN dengan KLIK DISINI. Kami percaya kasih Tuhan akan menyembuhkan dan memulihkan hati dan kehidupan Anda.  

Sumber : Youtube Solusi TV | Puji Astuti
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami