Kota Samaria, Mengapa Orang Yahudi Membencinya?
Sumber: Jawaban.com

Fakta Alkitab / 2 July 2024

Kalangan Sendiri

Kota Samaria, Mengapa Orang Yahudi Membencinya?

Puji Astuti Official Writer
1479

Permusuhan antara Orang Samaria dan Israel 

Permusuhan antara orang Samaria dan orang Israel memiliki akar yang dalam dan kompleks. Hal ini diawali dengan penyembahan berhala yang dilakukan oleh Raja Israel dan mencampurkan dengan penyembahan kepada Tuhan di bukit-bukit pengorbanan di Samaria. Bahkan ketika Israel Utara ditaklukan oleh Asyur, sebagian besar mereka dibawa ke pembuangan, hal itu membuat penyembahan berhala semakin kuat (2 Raja-raja 17:24-33). 

Sebaliknya, bangsa Yehuda atau Israel selatan menganggap Yerusalem sebagai tempat penyembahan yang sah kepada Tuhan, karena keberadaan Bait Allah yang dibangun Salomo.  

Orang Samaria, kemudian dianggap merupakan campuran dari sisa penduduk Israel dan pendatang baru, mengembangkan praktik keagamaan yang menggabungkan ajaran Yahudi dengan elemen-elemen pagan. Hal ini membuat mereka dianggap sebagai penyembah berhala oleh orang Yahudi yang kembali dari pengasingan Babel dan berusaha membangun kembali identitas keagamaan yang murni (Ezra 4:1-3).  

Selama periode pembangunan kembali Yerusalem di bawah pimpinan Nehemia, orang Samaria terus-menerus berkonflik dengan orang Yahudi. Mereka bahkan dituduh bersekongkol dengan penguasa asing untuk menghentikan pembangunan tembok Yerusalem. Hal ini menambah dimensi politik terhadap kebencian yang sudah ada (Nehemia 4:1-3;7-8; 6:1-2).  

Mengapa Yesus memberikan Ilustrasi Orang Samaria Yang Baik Hati? 

Orang Yahudi pada zaman Yesus memandang orang Samaria dengan kebencian dan meremehkan mereka sebagai penyembah berhala dan keturunan campuran yang tidak murni. Dengan menjadikan orang Samaria sebagai tokoh yang baik hati dalam perumpamaan ini, Yesus secara langsung menantang prasangka dan kebencian yang mendalam di antara mereka. Dia menunjukkan bahwa kasih dan belas kasih tidak terbatas pada satu kelompok etnis atau agama saja. 

Yesus menggunakan perumpamaan ini untuk mengajarkan bahwa kasih kepada sesama tidak boleh dibatasi oleh identitas atau batasan sosial. Orang Samaria dalam cerita tersebut membantu orang Yahudi yang terluka, meskipun ada permusuhan historis di antara mereka. Dengan demikian, Yesus menekankan bahwa kasih sejati adalah tindakan yang melampaui segala batasan dan mengatasi kebencian. 

Ajaran Yesus sering kali bersifat radikal dan menantang norma-norma sosial pada zamannya. Dengan menggunakan seorang Samaria sebagai teladan dalam perumpamaan ini, Yesus menegaskan bahwa mengikuti Tuhan berarti mengasihi tanpa syarat, bahkan terhadap mereka yang dianggap sebagai musuh. Ini adalah panggilan untuk hidup dengan standar kasih yang lebih tinggi (Lukas 10:36-37). 

Sumber : Berbagai Sumber | Puji Astuti
Halaman :
123Tampilkan Semua

Ikuti Kami