Orang yang diibaratkan sebagai tanah berbatu menghadapi beberapa tantangan dalam kehidupan rohani mereka:
Tanpa akar iman yang kuat, mereka mudah goyah saat menghadapi tantangan atau kesulitan. Ketika ujian datang, mereka tidak mampu bertahan dan cepat murtad.
Respons awal yang penuh semangat dapat dengan cepat berubah menjadi kekecewaan dan keputusasaan ketika menghadapi realitas kehidupan yang sulit.
Karena tidak berakar dalam kebenaran, mereka menjadi tidak bertumbuh dalam iman dengan baik. Orang percaya yang seperti ini tidak akan mengalami kedewasaan iman yang seharusnya.
Seperti sebuah janin yang tidak jaga dengan baik dan diberikan asupan yang bergizi hingga anak yang lahir mengalami stunting atau bahkan kurang gizi sehingga pertumbuhannya terhambat, demikian juga berlaku pada manusia roh kita. Jika kita tidak mempersiapkan tanah hati dengan baik, maka sekalipun benihnya bagus namun kita tidak bertumbuh dengan sebagaimana mestinya.