Kesejahteraanku, Kesejahteraan Keluargaku
Kalangan Sendiri

Kesejahteraanku, Kesejahteraan Keluargaku

Puji Astuti Official Writer
      2819

Ayat Renungan :  

Efesus 6:1-3, “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.” 

Ada sebuah istilah yang popular beberapa tahun terakhir ini, yaitu tentang sandwich generation atau generasi roti isi. Teori tentang sandwich generation mengungkapkan tentang beratnya seseorang yang harus menjadi tulang punggung atau menanggung kehidupan 3 generasi, yaitu orangtuanya, dirinya sendiri dan anak-anaknya.  

Hal ini seperti membuat garis pembatas antara generai orangtua, generasi anak dan generasi cucu. Dimana masing-masing generasi seharusnya bertanggung jawab atas kesejahteraannya sendiri dan tidak saling tergantung satu sama lain. Anak yang harus menanggung orangtuanya dan keluarganya dianggap sebagai sebuah beban kehidupan.  

Namun bagaimana pandangan Alkitab? Benarkan keluarga adalah sebuah beban atau kutukan yang harus diputuskan?  

Dalam 10 Hukum Allah, di perintah ke lima menyatakan, “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.” (Keluaran 20:12) 

Menghormati orangtua adalah sebuah perintah Tuhan yang harus kita taati, hal tersebut jika kita lakukan mendatangkan berkat dan jika tidak kita lakukan mendatangkan kutuk. Namun apakah menghormati disini juga terkait dengan memberikan dukungan secara finansial dan kesejahteraan hidup? 

Yesus berkata dengan tegas dalam Matius 15:4-9, “Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah, orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri. Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." 

Dari ayat di atas kita bisa melihat bahwa keluarga dalam pandangan Allah adalah sebuah kesatuan, dari generasi ke generasi. Menyediakan apa yang dibutuhkan untuk orangtua maupun anak-anak kita sendiri adalah bagian dari menghormati orangtua dan juga bentuk ketaatan kepada Tuhan. Itu bukanlah sebuah beban, namun kehormatan.  

Bahkan Tuhan Yesus menekankan bahwa jika kita melakukan kewajiban agamawi tapi mengabaikan kesejahteraan orangtua kita maka hal tersebut adalah tindakan munafik.  

Ibadah yang sejati di hadapan Tuhan adalah sesuatu yang kita lakukan dengan kasih dan lahir dari hati yang tulus. Hal tersebut harus dimulai dalam hubungan yang terkecil, yaitu dalam keluarga kita. Jadi, mari hari ini kita cek apakah kita sudah melakukan perintah Tuhan ini, apakah kita telah menghormati orangtua sebagaimana seharusnya?  

Action : Berikan perhatian kepada keluarga intimu, termasuk kepada orangtuamu atau bahkan mertuamu. Temukan apa yang mereka butuhkan dan bantu mereka untuk memenuhinya. Percayalah, mereka tidak pernah mengharapkannya dari Anda, namun mereka akan sangat sukacita ketika mendapatkan perhatian dari Anda.  

Ayat Hafalan: Ulangan 5:16, "Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu."

Ikuti Kami