Ayat Renungan:
Lukas 10: 27, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Lukas 12: 7, “…bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.”
Saat pertama kali jatuh cinta pada Tuhan, hati kita diliputi sukacita dan kerinduan untuk terus dekat dengan-Nya. Alkitab menjadi bacaan favorit, setiap momen terasa indah untuk berdoa dan memuji Dia. Kita tak segan membagikan kasih-Nya kepada sesama, bahkan di tengah pencobaan iman pun, kasih itu menjadi kekuatan yang memampukan kita untuk tetap teguh.
Namun, seiring waktu, bara kasih itu mulai meredup. Cobaan hidup dan kekecewaan dari orang lain mulai mengurangi kasih kita kepada Tuhan dan sesama. Kita mulai mempertanyakan kasih-Nya dan membiarkan kebencian berkuasa atas hati kita.
Ingatlah, Tuhan tak pernah berubah. Dialah sumber kasih yang kekal, yang selalu mengasihi kita tanpa syarat. Ia tahu berapa banyak rambut di kepala kita (Lukas 12:7), dan Ia rindu agar kita terus membara dalam kasih-Nya.
Masalahnya terletak pada diri kita. Kita yang menjauh dari Dia, terlena dalam kesibukan dan godaan dunia. Iblis pun memanfaatkan celah ini, membisikkan keraguan dan kebohongan tentang kasih Tuhan.
Saatnya bangkit dan membakar kembali bara kasih dengan cara:
- Membangun hubungan yang konsisten dengan Tuhan. Luangkan waktu setiap hari untuk berdoa, membaca firman-Nya, dan merenungkan kasih-Nya.
- Meneladani kasih Yesus. Dia rela mati untuk menebus dosa kita. Kasih-Nya yang tanpa pamrih adalah teladan sempurna untuk kita.
- Membuka hati untuk sesama. Terimalah mereka dengan penuh kasih.
Hari ini, mari memeriksa diri kita, apakah kita sedang kekurangan iman dan berubah sikap kepada Tuhan? Apakah kita masih memandang sesama melalui kasih Tuhan? Satu-satunya cara untuk kembali penuh di dalam kasih-Nya adalah dengan membangun hubungan yang konsisten setiap hari melalui doa dan membaca firman-Nya.
Ayat Hafalan: Roma 12: 11, "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan."