Rasa Takut Menyingkir Saat Andalkan Doa
Kalangan Sendiri

Rasa Takut Menyingkir Saat Andalkan Doa

Lori Official Writer
      4845

Ayat Renungan:

Mazmur 34: 4, "Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku."

Ezra 8: 21, "Kemudian di sana, di tepi sungai Ahawa itu, aku memaklumkan puasa supaya kami merendahkan diri di hadapan Allah kami dan memohon kepada-Nya jalan yang aman bagi kami, bagi anak-anak kami dan segala harta benda kami."

 

Beberapa tahun lalu, enam dari anggota keluarga kami menghadiri konferensi di luar kota. Kami menginap di sebuah hotel besar di daerah Los Angeles, California yang lebih luas. Seperti Ezra berpuasa dan berdoa sebelum memulai perjalanan, kami berpuasa dan berdoa supaya perjalanan aman dan perlindungan Tuhan terjadi atas kami (Ezra 8: 21).

Dengan hotel yang penuh sesak diantara para peserta konferensi dan kamar kami berlokasi di seberang lift menjadi area yang cukup ramai dengan orang-orang yang terus lalu lalang sepanjang 24 jam. Karena kondisi itu, saya meminta suami dan putri saya untuk memastikan semua barang dan koper kami ditaruh dengan baik sebelum berangkat ke konferensi tersebut. 

Selain tidak mau barang kami hilang atau rusak selama pelayan membersihkan ruangan, saya juga tidak mau meninggalkan sesuatu yang membuat pelayan atau tamu yang lewat memiliki niat yang jahat. Tak perlu dikatakan, setelah menghadiri acara konferensi sepanjang minggu, sepanjang perjalanan bolak-balik antara hotel dan lokasi konferensi, kami kelelahan dan terhanyut dalam banyak sesi.

Saat malam pertemuan terakhir, saya orang terakhir yang keluar kamar. Di malam itu, saat saya duduk di kursi konferensi mendengarkan pembicara, sebuah pikiran terlintas di benak saya. Apakah saya sudah menutup pintu kamar hotel saat keluar? Mencoba menelusuri langkah dan tindakan saya saat meninggalkan ruangan, tidak jelas apa yang ada di pikiran saya. 

Saat pikiran-pikiran menakutkan mulai menyerang saya, saya menahan keinginan untuk membiarkan imajinasi saya menjadi liar dengan kemungkinan skenario ruang terbuka yang penuh dengan koper terbuka. Di tengah prosesnya, Mazmur 119: 114 berhasil menenangkan pikiran cemas saya dengan mengingatkan diri saya bahwa Tuhan adalah perlindungan dan perisai kita.

Jadi daripada membiarkan pikiran saya lari karena kuatir, saya membiarkan firman Tuhan meyakinkan saya bahwa harta kita berada di bawah pengawasan-Nya. Menyadari pikiran buruk yang muncul di benak saya, saya akhirnya terhibur dengan mengingat bahwa kami sudah berdoa di awal sebelum perjalanan ini supaya Tuhan memberikan kami perlindungan. Seperti Mazmur 34: 4 menyatakan, “Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku.”

Tuhan membebaskan saya dari semua ketakutan itu. Sehingga pada saat kami kembali ke hotel di malam itu, saya benar-benar lupa dengan rasa kuatir itu. Saat kami turun dari lift, kami berenam berhenti saat melihat pintu kamar hotel kami tidak terkunci. 

Tapi selama empat jam kami pergi, semua barang dan koper kami tampaknya masih persis seperti saat kami meninggalkannya.

Percayakah bahwa doa bisa mengusir semua rasa kuatir dan takut Anda? Hari ini, kemanapun dan dimanapun Anda berada jangan pernah lupa berdoa supaya pikiran Anda dikuasai sepenuhnya oleh Tuhan.

 

Action: Hari ini sebelum kita memulai segala sesuatu, mari mengambil waktu untuk duduk bersama Tuhan dan meminta penyertaan dan perlindungan sempurna-Nya atas hidup kita.

Ayat Hafalan: Mazmur 23:1, “Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” 

Ikuti Kami