Ayat Renungan:
Ibrani 12: 6-7, “...karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak...Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?”
Amsal 19: 18, “Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya.”
Saat kita mengasihi seseorang, kita pasti akan berani menegurnya saat dia berbuat salah. Hal serupa juga dilakukan oleh Tuhan atas anak-anak-Nya. Demikian disampaikan dalam Ibrani 12: 6-7, “...karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak...Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?”.
Pastinya tak ada anak yang sempurna. Mereka terlahir dengan beragam kekurangannya, entah itu diwariskan dari orang tua maupun lingkungannya. Karena itu diperlukan didikan dan disiplin khusus bagi setiap anak. Inilah yang perlu kita kerjakan melalui pemuridan anak. Sama seperti Tuhan mendisiplin kita, kita juga harus melakukan hal yang sama kepada setiap anak yang kita didik baik di rumah, di sekolah maupun di sekolah minggu.
Akan tetapi ada satu hal yang perlu kita pahami bahwa disiplin dan hukuman sangat berbeda. Tujuan dari hukuman adalah untuk memberi efek jera dari kesalahan di masa lalu. Tapi disiplin bersifat memberikan pertumbuhan untuk masa depannya. Dan hukuman diberikan sebagai dampak kemarahan sementara disiplin diberikan sebagai bentuk kasih.
Tuhan tak ingin kita menghukum anak-anak kita. Dia mau kita mendisiplin, yang artinya kita terlibat di dalam memuridkan anak secara terus menerus. Kita perlu mengoreksi setiap tindakan anak secara terus menerus sampai dia mengalami pertumbuhan. Akan tetapi mari lakukan dengan penuh kasih, misalnya selalu memberikan koreksi dari sudut pandang ilahi yaitu kebenaran firman Tuhan.
Sebagai penutup mari merenungkan satu ayat ini dan memahami pentingnya kasih untuk membentuk seorang anak yang hidup di dalam kebenaran dan kasih Tuhan. “Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya.” (Amsal 19: 18)
Action: Buat papa mama dan kakak-kakak, yuk koreksi kembali cara kita mendidik anak. Apakah kita lebih kepada menghukum anak dengan kemarahan atau mendisiplinnya dengan kasih?
Ayat Hafalan: Kisah Para Rasul 1:8, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”