Ibrani 11:4
Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.
Bacaan Setahun : Mazmur 4; Matius 4; 2 Tawarikh 20-21
Garis besar dari penulisan kitab Ibrani 11 ini adalah tentang iman. Landasan pengertian tentang iman bisa dijelaskan pada ayat 1. Di sana dia menegaskan kembali tentang apa itu iman yaitu:
Ibrani 11:1 – “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Kata “Pi'stis” yang digunakan penulis Ibrani memiliki arti yang lebih luas. Pi'stis atau Pisteuo adalah kata kerja, artinya PERCAYA. Pistis berasal dari kata peitho, kata kerja yang artinya YAKIN. Di dalam kata kerja tersebut ada unsur kesetiaan, keyakinan, dan bukti dari sesuatu yang kita percayai.
Ayat berikutnya kemudian menampilkan teladan pahlawan-pahlawan iman, dimulai dari Habel yang merupakan anak kedua dari Adam dan Hawa ini (Kej 4:2). Alkitab (Ibrani) mencatat dengan begitu jelas tentang teladan imannya. Karena imannya, Habel mempersembahkan korban yang lebih baik kepada Allah daripada Kain.
Mengapa lebih baik? Bukan karena jenis apa yang dipersembahkannya (karena Habel mempersembahkan binatang/ kambing dan domba). Bukan pula kuantitas, berapa banyaknya jumlah yang dipersembahkan. Di sini Allah tidak sedang melihat persembahan dari keduanya yang satu lebih tinggi dari yang lain. Yang mengandung “darah” lebih baik dari korban yang tidak (buah, sayur dan biji-bijian).
Tapi yang Allah lihat adalah bagaimana si pemberi korban, bukan korbannya itu sendiri.
Kata kunci ada pada Ibrani 11:4b yaitu, "dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati. " Dari sinilah kisah Habel dijadikan sebagai teladan.
Kejadian 4:4 – “Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu.”
Dalam kitab kejadian, Habel memberikan yang terbaik dari hasil ternaknya untuk Tuhan. Bukan saja dalam beriman yang benar; tetapi juga dalam meresponi imannya itu sehingga ketika dia mati, Allah mendengarkan suaranya.
Seringkali kita tidak mau memberikan yang terbaik untuk Tuhan dalam hidup. Kita berkata memiliki iman, tetapi kita masih mementingkan kepentingan pribadi, hawa nafsu bahkan kedagingan kita daripada kehendak Allah. Itu sebabnya kita harus belajar dari "Iman Habel", yang sepanjang hidupnya memberikan yang terbaik untuk Tuhan, bahkan ketika dia mati Tuhan berkenan akan dirinya. Mari kita memiliki iman seperti Habel, yaitu mempersembahkan yang terbaik dalam hidup kita dan memiliki iman kepada Tuhan sehingga melahirkan perbuatan yang berkenan di hadapan Allah.
Roma 12:1 – “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
Tuhan Yesus memberkati