Kesetiaan Kepada Tuhan Melebihi Segalanya

Yakobus 4:4

“Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.”

 

Bacaan setahun : Mazmur 120; Yehezkiel 48; Yehezkiel 29:17 - 30:19

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), selingkuh adalah menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri, tidak berterus terang, tidak jujur atau tidak setia. Betapa jahatnya orang yang menghianati sebuah kesetiaan. Kesetiaan itu mahal. Dan hanya orang-orang berharga yang mampu bertindak setia. Kesetiaan tidak mampu dilakukan oleh orang-orang yang menganggap murah sebuah kasih atau cinta.

Kesetian bukan hanya dituntut dari pasangan suami istri, tetapi juga diminta oleh Tuhan dari manusia kepada-Nya. Tuhan begitu mencintai kita, namun terkadang kita lebih tertarik dengan dunia yang cintanya palsu. Dunia hanya memberikan kesenangan sesaat lalu binasa. Cinta tulus Tuhan kita khianati dengan tidak menempatkan Tuhan pada tempat yang utama dan pertama. Tanpa sadar kita kerap melakukannya.

Bangun pagi, yang pertama diraih dan digenggam adalah gawai. Lalu cek status orang lain atau status diri sendiri, sudah berapa banyak orang yang like. Tidak betah berlama-lama dalam berdoa, namun begitu nyaman kongko-kongko berjam-jam hingga lupa waktu.

Kalau seseorang tidak merindukan bertemu dengan Tuhan, pasti ada hal lain yang menjadi kesukaannya. Ini berarti sebuah ketidaksetiaan yang sama dengan perselingkuhan. Tuhan Yesus menginginkan dimana Ia ada, kita juga ada. Mengapa kita tidak  merindukan Tuhan Yesus seperti Dia yang rindu jumpa dan bersama dengan kita?

 

Hidup di dunia hari ini adalah perjuangan untuk menyemai kasih kita kepada Tuhan. Kasih kepada Tuhan yang harus terus bertumbuh hingga mampu kita mengasihi-Nya dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan. Butuh kesetiaan. Setia mencintai Dia lebih dari segalanya. Dia tidak ingin diduakan. Dia ingin menjadi yang utama. Dia layak mendapatkannya karena Dia yang mencintai kita lebih dari segalanya. Kemuliaan Dia tinggalkan demi menebus semua dosa kita. Amin.

Ditulis oleh Hermanto Nugroho 

Related Articles