Tiga Tanda Hidup Baru dalam Kristus
Kalangan Sendiri

Tiga Tanda Hidup Baru dalam Kristus

Samuel Agus Santoso Contributor
      2483

EFESUS 4:32

"Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."

 

Bacaan Setahun : Mazmur 99; Lukas 20; Yehezkiel 2-3

Efesus adalah sebuah kota yang cukup penting di Roma wilayah Asia. Menurut ensiklopedi, terdapat kuil yang menjadikannya termasyhur. Tempat ini pada mulanya dikeramatkan untuk ibadah kepada berhala kesuburan Anatolia, kemudian berhala Artemis atau Diana. Dalam perkembangan kekeristenan waktu itu, jemaat Efesus yang sedang bertumbuh, diganggu oleh guru-guru palsu yang mengajarkan perilaku duniawi yang menyesatkan. Karenanya dari dalam penjara, Paulus menuliskan pesan yang sangat penting yaitu hidup baru di dalam Kristus.

Ada tiga tanda kehidupan baru yang ditegaskan oleh Paulus dalam Efesus 432. Kalimatnya diawali dengan kata hendaklah, yang berarti perintah untuk dilakukan terus menerus. Tiga tanda hidup baru tersebut adalah :

Pertama, sikap ramah seorang kepada yang lain. Kata disini berarti teruslah membuktikan keramahan kita. Artinya keramahan itu, harus bisa kita tunjukkan sebagai bukti bahwa kita sudah menanggalkan manusia lama. Secara praktis hilangkanlah segala perasaan sakit hati, dendam dan marah. Jangan lagi berteriak-teriak dan memaki-maki. Jangan lagi ada perasaan benci atau perasaan lain semacam itulah. Kita harus terus-menerus baik hati kepada sesama kita.

Kedua, penuh kasih mesra. Terjemahan Inggrisnya tenderhearted, secara harfiah: berhati lembut/mesra/sangat baik. Di dalam bahasa Yunani klasik kata ini mengacu pada organ-organ tubuh dari rongga dada manusia. Seperti jantung, paru-paru dan hati yang berbeda dengan organ-organ tubuh lainnya. Jadi artinya sebagai murid yang telah belajar mengenal Kristus, kita harus terus menerus memiliki kasih mesra atau berhati lembut. Seperti organ-organ penting dalam tubuh manusia. Sehingga jika kehilangan kasih mesra maka semuanya tidak ada gunanya.

Ketiga adalah mengampuni. Secara psikologi, artinya sikap seseorang apabila telah disakiti, ia tidak melakukan pembalasan terhadap pelaku. Sebaliknya ada keinginan untuk berdamai dan berbuat baik walaupun pelaku telah melakukan perilaku yang menyakitkan. Tuhan mengajarkan agar kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Satu-satunya cara yang memampukan kita untuk mengampuni ialah karena Tuhan sudah terlebih dahulu mengampuni kita.

 

Sahabat, kehidupan kita yang lama harus kita tanggalkan karena berujung kebinasaan. Kini marilah kita mengenakan manusia baru yang dibarui di dalam roh dan pikiran. Saat kita sudah menjadi manusia baru, maka kita buktikan dengan melakukan kasih mesra dan mengampuni sehingga kita semakin dewasa serta bertambah sempurna dalam Kristus. Amin.

Ikuti Kami