Perhatikan Balok di Matamu, Sebelum Keluarkan Selumbar dari Mata Orang Lain
Kalangan Sendiri

Perhatikan Balok di Matamu, Sebelum Keluarkan Selumbar dari Mata Orang Lain

Lori Official Writer
      3980

Matius 7: 3-5

Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.

 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 18; Efesus 1; Pengkhotbah 1-2

Baru-baru ini, rumah kami berubah jadi sedikit lebih gila. Karena kami menyambut bayi adopsi berusia 3 bulan sembari membesarkan ketiga anak kami yang masih kecil. 

Akibatnya, aku dan suami kurang tidur dan sedikit lebih mudah kesal. Mengingat keadaan kami dan tingkat stress yang meningkat, ketidaksabaran kami bisa dimaklumi.

Tapi entah bagaimana, di suatu pagi waktu aku sedang dalam perjalanan ke gym, aku mulai membuat sketsa dalam pikiranku tentang apa yang akan aku lakukan untuk menyampaikan ceramah tentang suamiku dengan cara yang lebih baik.

Aku memberi tahu dia bahwa dia harus siap bangun pada pukul 3 pagi dan memberi bayi kamu minum. Dia harus membiarkan semua rasa stress, tuntutan dan emosi meluap begitu saja tanpa harus mengungkapkannya.

Ini adalah rencana besarku, sampai akhirnya sebuah suara kecil membisikkan dua kata kecil, “Bagaimana denganmu?” Hah? Kata-kata itu menghentikan langkahku. 

Kata-kata kasar yang aku buat dengan baik itu, kemungkinan akan berujung pada pertengkaran. Aku menyadari untuk pertama kalinya setelah sekian lama bahwa aku orang yang munafik. 

Berapa kali kita mendesak pasangan kita atas pemikiran mereka yang kita anggap salah, tetapi kita lupa dengan kegagalan kita sendiri. Jelas, aku merasa bersalah. 

Amsal 21: 2memberi tahu kita bahwa kita merasa semua jalan kita tampak lurus. Karena itulah aku berpikir bahwa Tuhan merancangkan pernikahan sebagai hal yang sangat penting. 

Kita cenderung kebal dengan dosa kita sendiri. Dengan bersama seseorang, kita akan lebih menyadari kesalahan kita sendiri. Masa terpenting di saat-saat sulit dalam pernikahan kami adalah kami punya kesempatan untuk bertumbuh bersama.

Jadi, kami berdoa bersama supaya lain kali kami tidak tergoda untuk menyoroti hanya kepada kesalahan pasangan. Tapi kami mengambil waktu untuk memikirkan peran yang kami mainkan di tengah situasi sulit. Pendekatan yang lebih baik adalah mencoba mengoreksi diri sendiri sebelum mengoreksi pasangan. 

Dengan cara ini Tuhan hidup di dalam kita dan kasih karuniaNya dinyatakan atas pasangan kita saat mereka melakukan kesalahan. Itulah kemenangan.

 

 

Hak cipta Amanda Idleman, disadur dari Crosswalk.com

 


Kamu diberkati dengan renungan harian kami? Mari dukung kami untuk terus memberkati lebih banyak orang melalui konten-konten terbaik di website ini.

Yuk bergabung jadi mitra Jawaban.com hari ini.

 

DAFTAR DI SINI

Ikuti Kami