Saat-Saat Terkelam
Kalangan Sendiri

Saat-Saat Terkelam

Puji Astuti Official Writer
      5881

1 Raja-raja 19:5

Seorang malaikat menyentuh [Elia] serta berkata kepadanya: ‘’Bangunlah, makanlah!”

Bacaan Alkitab Setahun [kitab]mazmu84[/kitab] ; [kitab]lukas5[/kitab] ; [kitab]yerem16-17[/kitab]

Charles Whittlesey adalah seorang pahlawan sejati. Sebagai pemimpin dari unit yang disebut “Batalyon yang Hilang” dalam Perang Dunia I, ia dianugerahi Medali Kehormatan atas keberaniannya di tengah keadaan unitnya yang terjebak di belakang garis musuh. Dalam peresmian Makam untuk Prajurit Tak Dikenal di Amerika Serikat, Charles dipilih sebagai salah satu pengangkat keranda bagi prajurit pertama yang dimakamkan di sana. Dua minggu kemudian, diduga ia mengakhiri hidupnya sendiri dengan meloncat keluar dari sebuah kapal pesiar di tengah laut.

Seperti Nabi Elia (1Raj. 19:1-7), Charles tampil sebagai orang yang tangguh di muka umum, tetapi di luar penampilannya itu, jiwanya dipenuhi perasaan putus asa. Banyak orang pada masa kini sering merasa tidak mampu menghadapi keadaan hidup yang begitu membebani mereka. Terkadang kelelahan membawa rasa putus asa yang berlangsung sementara, seperti yang dialami oleh Elia. Ia baru saja mengalami kemenangan besar atas nabi-nabi Baal (18:20-40), tetapi kemudian ia begitu takut kehilangan nyawa dan melarikan diri ke padang gurun (19:1-3). Namun sering kali, yang kita alami lebih dari sekadar perasaan putus asa dan itu tidak berlalu begitu saja. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membicarakan tentang depresi secara terbuka dan penuh kasih.

Allah rindu mendampingi kita di saat-saat terkelam dalam hidup ini, agar kemudian di lain waktu, kita dimampukan menjadi perwakilan-Nya untuk mendampingi sesama kita yang tengah terluka. Berseru meminta pertolongan—baik kepada orang lain maupun kepada Allah—justru menunjukkan kekuatan hidup kita.

Harapan datang melalui pertolongan Allah dan sesama.

Ikuti Kami