-
Share:
Garam yang Di Dalam Dirimu
Lois Official Writer
11424Markus 9:50
“Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain.”
Bacaan Alkitab Setahun : [kitab]Mazmu2[/kitab]; [kitab]Matiu2[/kitab]; [kitab]iraja19-20[/kitab]
Garam sangat berguna bagi sebuah masakan. Ada pepatah mengatakan cinta tanpa kamu seperti makan sayuran tanpa garam. Artinya, sayuran yang enak harus memakai garam, seperti cinta yang terasa cinta saat ada seseorang yang kita cintai di samping kita.
Kita juga diibaratkan sebagai garam dunia, dimana kita mengasinkan dunia. Mengasinkan di sini berarti memberi dampak dan menyatakan identitas kita pada dunia sehingga kita dikenal sebagai murid Yesus. Murid yang bagaimana? Tentu saja murid yang sesuai dengan Gurunya. Yesus sendiri Guru yang penuh belas kasih buat semua manusia. Jadi sebagai murid hendaklah kita begitu pula.
Namun, Alkitab katakan bahwa garam yang ada di dalam kita bisa menjadi tawar / hambar. Kalau jadi hambar, dengan apa dapat diasinkan? Tentu garam yang hambar sudah tidak terpakai lagi.
Alkitab katakan hendaklah kita selalu punya persediaan garam dalam diri kita. Hendaklah kita selalu mengasinkan dunia ini sehingga kita dapat jadi berkat buat orang lain. Dampaknya, tidak hanya kepada orang lain. Kehidupan kita pun pasti berubah jika kita punya garam itu.
Hiduplah berdamai dengan satu sama lain. Persoalan, masalah, perselisihan bisa saja terjadi. Tapi satu hal yang harus kita kerjakan yaitu hidup berdamai dengan semua orang. Dari situlah, kasih dapat terpancar dan orang dapat melihat Yesus di dalam kita.
Garam yang ada di dalam dirimu dapat berguna jika asin. Kalau tidak, bisa jadi dibuang dan diinjak orang. Agar orang dapat melihat betapa ‘asinnya’ engkau, tentu perlu melihat apa yang ada padamu. Biarkan orang lain melihat kasih Yesus dan engkau dapat memberikan dampak yang luar biasa bagi orang tersebut.
