Saat Sulit Mengucap Syukur
Kalangan Sendiri

Saat Sulit Mengucap Syukur

Lori Official Writer
      10123
Show English Version

Lukas 17: 15-16

“Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya”

 

Bacaan Alkitab Setahun:

Beberapa dari kita menemukan bahwa sulit sekali mengucapkan ‘terima kasih’. Ucapan terima kasih itu justru hanya sangat mudah dilontarkan hanya sebatas imbalan serupa dari hal baik yang kita terima dari orang lain. Salah satu masalahnya adalah bahwa kita sebenarnya juga bisa diberkati dengan banyak cara.

Ralph Waldo Emerson mengatakan bahwa jika saja bintang-bintang muncul di langit hanya sekali dalam setahun, pastinya manusia akan terus terjaga sepanjang malam menanti-nantikan kesempatan itu tiba. Namun Raplh mengamati bahwa kita sudah terlalu sering menyaksikan bintang itu, sehingga kita sudah merasa terbiasa dengannya. Hal serupa juga kita alami jikalau kita terbiasa dengan berkat-berkat yang kita terima, sehingga kita bisa kehilangan rasa syukur.

Jika kita masih berpikir bahwa sikap syukur adalah sebuah pilihan, maka cerita tentang orang kusta di dalam nats kitab Lukas 17: 11-19 menceritakan kepada kita betapa pentingnya mengambil waktu untuk bersyukur. Lukas mengajarkan bahwa kita bisa bersyukur atas belas kasih Yesus. Sepuluh orang kusta yang dijumpai oleh Yesus di suatu desa di perbatasan Galatia dan Samaria, adalah orang-orang yang dikucilkan oleh masyarakat. Mereka berupaya menghindari kontak yang dekat dengan orang lain karena hukum melarang mereka bersentuhan atau berdekatan dengan  lingkungan sosial karena dianggap dapat menyebarkan penyakit.

Sepuluh orang kusta itu sama sekali tidak mengerti tentang teologi, namun mereka tahu bahwa Yesus adalah Juru Selamat. Mereka bahkan menyebut-Nya dengan sebutan ‘Guru’, yang berarti ‘Orang yang memiliki otoritas”. Mereka mempercayakan kesembuhan tanpa ragu kepada Yesus. Dan keyakinan itu benar-benar terjadi. Mereka sembuh! “Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir” (Lukas 17: 14b).

Cerita belum berakhir sampai di sini. Dengan berkat kesembuhan itu, Lukas menuliskan bahwa keajaiban itu hanya diresponi oleh satu dari sepuluh kusta dengan ucapan syukur. Dituliskan bahwa ia kembali kepada Yesus dan mengatakan ‘Terima Kasih’ (Lukas 17: 15). Sementara kesembilan orang lainnya terus berjalan.

Saat kita berterima kasih atas banyak berkat yang kita terima, kita akan menjadi berkat bagi banyak orang (bless to be blessing). ‘Terima Kasih’ adalah dua kata mengandung sikap hati yang benar atas apa yang kita terima dan lalui.

 

Meresponi segala hal yang kita lewati dengan ucapan syukur  mengalirkan energi besar dalam jiwa serta sebagai sikap yang benar di hadapan Tuhan.

 

Ikuti Kami