Sejak mendengar nyanyian pujian wanita dari segala kota Israel yang mengatakan Daud mengalahkan berlaksa-laksa, Saul selalu mendengki Daud. Sejak saat itu, Saul mencoba membunuh Daud. Pikiran yang mendengki, pada akhirnya tetap membawa kekalahan di dalam dirinya. Saul lupa pada hakekat sejati, bukan soal berapa jumlahnya, namun untuk siapa dia melakukan semua itu. Harusnya sejak saat itu, perbuatannya dilakukan untuk Tuhan semata.
Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya, “Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu, akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya.” (1 Samuel 18:8)