Filipi 4:8
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu72[/kitab]; [kitab]Marku16[/kitab]; [kitab]Bilan27-28[/kitab]
Mungkin Anda pernah mengalami situsasi seperti berikut. Sepanjang hari Anda bertemu dengan berbagai orang dan mereka mengatakan kepada Anda kalimat-kalimat ini: (1) “Hei, hari ini kau datang tepat waktu. Bagus sekali!” (2) “Kue brownies yang kemarin kau berikan sudah kumakan. Rasanya lezat, tidak kalah dengan buatan toko kue.” (3) “Aku hanya akan menceritakan rahasia ini kepadamu, karena aku yakin engkau dapat dipercaya.” (4) “Menurutku baju ini terlalu norak dan tidak cocok di tubuhmu.” (5) “Rumahmu sangat nyaman. Aku ingin rumahku juga dirancang seperti ini.”
Dari ke-5 pendapat tersebut, manakah yang paling menarik perhatian Anda? Meskipun aneh, kebanyakan orang akan memikirkan pendapat nomor (4) begitu lama dan begitu dalam. Justru yang paling menarik perhatian kita adalah komentar negatif, padahal selain itu masih ada empat komentar positif yang lebih enak didengar.
Namun jika komentar negatif datang bertubi-tubi, apa yang harus kita lakukan? Apakah perlu untuk kita pikirkan? Alkitab memberitahu kita, hal apa yang seharusnya kita pikirkan. Kita seharusnya memikirkan hal yang mulia, adil, benar, suci, manis, yang sedap didengar, yang disebut kebajikan dan patut dipuji. Hal-hal semacam itulah yang seharusnya memenuhi pikiran kita.
Ini tidak berarti kita dapat mengabaikan kritik. Ada kritik yang dilandasi oleh kasih dan kebenaran, dan itu baik untuk introspeksi diri kita. Sementara itu, pendapat negatif yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, sebaiknya kita abaikan. Intinya, kita harus meminta hikmat dari Tuhan agar mampu bersikap selektif terhadap setiap suara di sekeliling kita.
Setiap orang punya hak untuk berbicara, namun kitapun punya hak untuk memilih apa yang kita dengar.
Baca juga artikel lainnya:
Kisah Nyata Pemuda yang Dedikasikan Hidupnya Bagi Waria
Bagaimana Caranya Memberkati Musuh?
4 Langkah Mudah untuk Mengampuni