Filipi 2: 2-3
“Karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini : hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya.”
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 32; 1 Tesalonika 4; Yesaya 17-18
Jika kita egois, sebenarnya kita kehilangan banyak hal. Ketika kita menjadi egois dan memikirkan tentang diri kita sendiri dan kepentingan kita pribadi, kita menjadi fokus kepada diri sendiri dan tidak peduli terhadap orang lain. Ketika kita tidak peduli terhadap orang lain, maka pada saat itulah apa yang ada di dalam pikiran kita, tindakan kita, maupun perkataan kita semuanya hanya mengenai kita.
Pertanyaannya sekarang, mengapa hal itu dianggap jelek? Bukankah kita pun perlu untuk memikirkan kepentingan kita pribadi? Maka, jawabannya adalah kita memang perlu, tapi tidak berlebihan. Kita tahu bahwa segala sesuatu yang berlebihan tidak pernah baik.
Kita menjadi ‘buta’ dengan segala sesuatu yang tidak berkenaan dengan diri kita dan itu mengakibatkan kita tidak tahu apa-apa selain yang berhubungan dengan diri kita. Lalu apa kerugiannya buat kita?
Keegoisan menyebabkan kita kehilangan tujuan utama dalam hidup kita yaitu memuliakan Tuhan. Kita bahkan bisa menjadi batu sandungan buat orang lain. Selain itu, orang lain hanya akan melihat kejelekan kita. Dan tentu saja, hal itu membuat orang tidak mau mendekati kita.
Keegoisan sangat merugikan dan menyesatkan kita. Mulai dari hal kecil, mari kita belajar lebih peduli pada orang lain. Melalui berkat maupun bantuan yang dapat kita berikan, kita mengasihi sesama kita. Menjadi perpanjangan tangan Tuhan, menyatakan kasih-Nya dan menjadi inspirasi bagi sesama. Biarlah hidup kita di dunia ini punya arti dan teruslah jadi berkat.
Selama nafas masih dikandung badan, biarlah hidup kita di dunia ini punya arti dan terus menjadi berkat bagi sesama.