Matius 22 : 37
Jawab Yesus kepadanya, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.”
Bacaan Alkitab Setahun : Amsal 3; Yohanes 13; 1 Tawarikh 18-19
Pacaran adalah masa-masa yang indah, ada banyak kejadian yang menjadi kesan tersendiri di dalam kehidupan kita. Meski pada akhirnya putus, namun kejadian di masa lampau bersamanya mempunyai makna di dalam hidup kita.
Jantung kita berdetak dengan cepat hanya karena melihatnya, ada begitu banyak warna di dalam kehidupan, kita menjadi berani dan tidak takut untuk jatuh cinta, melihatnya dari jauh saja sudah membuat kita puas dan selangkah demi selangkah kita mulai mengejarnya.
Saat-saat pacaran, kita dapat mengingat hari-hari yang sudah kita lalui bersamanya, bagaimana kita mau berkorban bagi dia, bagaimana kita mencurahkan hati kita sepenuh hati kepadanya, atau mungkin kita pernah melakukan pengorbanan gila-gilaan yang salah untuknya, walau dia tidak pantas mendapatkannya atau hal-hal lainnya yang tidak seharusnya kita lakukan untuknya.
Di dalam suatu hubungan, hubungan apapun itu, selalu ada pengorbanan dan saling pengertian yang harus dilakukan agar semuanya dapat berjalan dengan lancar. Jangan lupakan perasaan pacaran itu, pengorbanan seperti apapun yang kita lakukan. Hanya, alihkan hal itu pada Yesus, cinta sejati kita.
Cinta sejati kita itu tidak akan pernah membuat kita kecewa. Dia akan selalu bersama kita dan mencintai kita kembali. Entah seberapa cinta yang kita punya untuk-Nya, Dia akan jauh lebih besar mencintai kita. Dan pengorbanan yang Dia lakukan pun tak dapat dilukiskan. Yesus, si pemilik cinta sejati.
Hati, jiwa, dan akal budiku melantunkan kata cinta untuk Juru Selamatku yang begitu mencintaiku dan berkorban luar biasa. Cinta sejatiku, hanya untuk-Mu.