Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 90; Lukas 2; Ulangan 26-27
Dalam sebuah konferensi Alkitab, Prof. Ludwig Kopfwissen dari Universitas Wissenheim menyampaikan makalah “Doktrin Paulus tentang Pembenaran oleh Iman”. Ia menjelaskan doktrin ini dengan sangat baik. Di akhir kuliahnya, semua pendengar memberikan tepuk tangan yang meriah karena mereka begitu kagum. Namun, sebelum kembali ke tempat duduknya, ia mengucapkan komentar yang amat mengejutkan, “Tetapi, semuanya hanyalah omong kosong!” Sang pakar Alkitab ternyata bukanlah seorang yang beriman. Bagaimana bisa seseorang yang meneliti dan menguasai firman Tuhan, tetapi tidak percaya pada Tuhan?
Hal ini sangatlah mungkin karena firman Tuhan tak pernah berdiri sendiri untuk menjamah dan mengubah hati orang. Kuasa firman Tuhan berasal dari pekerjaan Roh Kudus dalam hati seseorang. Demikianlah keyakinan Paulus. Sebab itu, ia berdoa supaya Roh Kudus senantiasa menolong orang percaya untuk mengenal Tuhan (ayat 17).
Roh Kuduslah yang dapat menerangi hati kita untuk memahami pengharapan, kemuliaan, kuasa, dan karya Bapa melalui Kristus untuk menebus dunia ini (ayat 18-21).
Tanpa Roh Kudus, kita tidak akan mengalami kuasa transformasi dari firman-Nya dalam kehidupan ini. John Owen, teolog dari abad ke-17, memperingatkan kita, “Jika Roh Kudus tidak bekerja bersama firman-Nya maka Alkitab hanyalah kumpulan huruf mati.” Adakah kita senantiasa bergantung pada Roh Kudus saat membaca dan mendengarkan firman-Nya? Berdoalah selalu agar Roh Kudus membuka hati kita setiap kali berhadapan dengan firman-Nya.—JIM
Dalam sekolah kehidupan, Roh Kudus adalah guru kita dan Alkitab adalah buku wajibnya.