Ada kisah kuno mengenai seorang laki-laki bernama Astyages yang berniat membunuh pangeran yang masih bayi bernama Cyrus. Lalu ia memanggil seorang prajurit di lingkungan rumahnya dan menyuruh prajurit itu untuk membunuh sang bayi. Prajurit tersebut kemudian menyerahkan bayi itu kepada seorang gembala dan menyuruhnya untuk naik ke atas gunung dan meninggalkan bayi itu di sana supaya ia mati kedinginan.
Tetapi gembala dan istrinya justru mengambil bayi itu dan memeliharanya seperti anak mereka sendiri. Karena dibesarkan di dalam keluarga petani yang sederhana, ia mengira bahwa mereka adalah orangtuanya yang sebenarnya. Ia tidak menyadari darah bangsawan dan garis keturunan raja yang ada dalam dirinya. Karena ia berpikir ia seorang petani miskin, ia pun hidup seperti petani.
Banyak orang Kristen tidak menyadari bahwa mereka adalah ahli waris raja padahal mereka memiliki hak waris itu melalui Kristus. Mereka hidup seperti petani rohani yang miskin ketika mereka seharusnya hidup sebagai raja. Menurut Rasul Paulus, orang percaya adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus (Galatia 3:26). Ia juga mengatakan, karena Anda adalah anak, maka Allah mengijinkan kita untuk memanggil Dia: "ya Abba, ya Bapa." Jadi Anda bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau Anda anak, maka Anda juga adalah ahli-ahli waris Allah. (Galatia 4:6-7) Allah telah memberikan kepada kita segala yang kita perlukan untuk hidup penuh kemenangan dan kelimpahan.
SEORANG ANAK RAJA HARUS MENCERMINKAN KARAKTER BAPANYA