Sosok yang Tuhan Pakai untuk Menggenapi Janji-Nya
Kalangan Sendiri

Sosok yang Tuhan Pakai untuk Menggenapi Janji-Nya

Lori Official Writer
      401

Ayat Renungan: Lukas 1: 48-49 - “Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.

 

Ketika malaikat datang kepada Maria dan menyampaikan bahwa ia akan mengandung dan melahirkan Yesus, Anak Allah, Maria sebenarnya berada di posisi yang angat dilematis. Dia masih sangat muda, belum menikah, dan hidup di tengah budaya yang menganggap tabu kondisi hamil di luar nikah. Secara manusia, wajar kalua Maria bingung dan takut. Ia berpikir bagaimana harus menjelaskan kepada tunangannya Yusuf, bagaimana harus menghadapi keluarga dan juga masyarakat sekitar. 

Tetapi di tengah semua ketakutan itu, Ia memberikan jawaban yang begitu sederhana namun sangat berharga: “Aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataan-Mu.” (Lukas 1: 38). Inilah iman yang membuat Maria berbeda, sekalipun Dia tidak paham dengan semua rencana Tuhan, tetapi dia mau percaya.

Tuhan memandang kepada kedalaman hati Maria, sehingga dia dipakai sebagai alat untuk menggenapi janji keselamatan. Yaitu lewat rahim perempuan perawan yang masih sangat muda, tidak dikenal dan tidak punya posisi apa-apa di tengah sosial, Tuhan mengirimkan Juruselamat ke dunia.

Bahkan saat bertemu dengan Elisabet, Maria bersukacita bukan karena hidupnya menjadi mudah, tetapi karena ia memahami bahwa Tuhan memilihnya untuk menjadi bagian dari karya besar-Nya. Itulah yang membuatnya berbahagia.

“Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus." (Lukas 1: 48-49) 

Maria menunjukkan sukacitanya karena dia akan dikenal oleh segala keturunan melalui Sang Juruslamat yang dia kandung. 

Saudara, Tuhan membawa Maria kepada situasi yang sulit tetapi dia bersedia untuk melaluinya. Sampai pada akhirnya, dia mengucap syukur karena justru melalui tantangan itu namanya akan tercatat di dalam Alkitab dan setiap kali kita merayakan Natal, adegan saat Maria bertemu dengan Malaikat Allah pasti akan selalu disematkan. Namanya dikenal oleh segala keturunan. 

Bagaimana dengan kita? Mungkin panggilan Tuhan dalam hidup kita tampak menakutkan atau tidak masuk akal. Mungkin kita merasa tidak layak atau tidak mampu. Tetapi lewat Maria, kita bisa meneladani tentang keteguhan iman dan ketaatan bahwa Tuhan sanggup melakukan hal-hal besar melalui hidup kita.

 

Momen Refleksi:

1. Apakah ada panggilan Tuhan dalam hidup Anda yang pernah Anda tolak karena takut atau ragu?

2. Kapan terakhir kali Anda berkata “ya” kepada Tuhan meski tidak semua hal terlihat jelas?

3. Apa komitmen yang bisa Anda ambil dari pribadi Maria?

Ikuti Kami