Begini Cara Mengasihi Tuhan Dengan Segenap Hati
Kalangan Sendiri

Begini Cara Mengasihi Tuhan Dengan Segenap Hati

Lori Official Writer
      11835

Matius 22: 37

Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 38; Kisah Para Rasul 10; Keluaran 25-26

Jika kamu benar-benar sudah merasakan kasih Tuhan itu.  Ini waktunya kamu menunjukkan berapa besar kasihmu kepada Dia. Apakah kamu benar-benar mengasihi Tuhan?

Untuk mengetahui seberapa besar kasihmu kepada-Nya, mari mendengar kisah ini.

Ini adalah kisah nyata tentang seorang penginjil asal China yang dianiaya sebegitu rupa. Walaupun begitu, dia tetap memilih teguh dalam imannya kepada Yesus.

Sekalipun dipaksa, dia tetap tidak mau menyangkali imannya. Sehingga pihak kepolisian memakai istri dan anak-anaknya sebagai ancaman.

Jika masih bersikeras, istri dan anak-anaknya akan dianiaya di depan matanya sendiri. Sayangnya, dia memilih untuk tetap memegang kuat imannya. 

Tentu saja sulit bagi penginjil tersebut untuk memilih dua hal itu. Di satu sisi dia harus menyaksikan istri dan anak-anaknya disiksa jika masih mengakui imannya. Di sisi lain, dia bisa menyelamatkan keluarga dan bahkan nyawanya sendiri jika menyangkali iman kepada Yesus. Luar biasanya, penginjil itu tetap memilih Yesus.

Apakah kamu memiliki kasih sebesar ini kepada Yesus? Jika kamu berada di posisi yang sama dengan penginjil tersebut apakah kamu bisa melakukan hal yang sama?

Yesus dengan jelas menyampaikan standar kasih kita sebagai pengikut-Nya. Dalam Lukas 14: 26, disampaikan bahwa “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”

Kata ‘membenci’ dalam ayat ini tidak berarti bahwa kamu harus membenci atau memusuhi ayah, ibu, istri, anak dan keluargamu. Lebih tepatnya kata ini diartikan dengan ‘mengasihi lebih dari mengasihi Yesus sendiri’. Yesus menekankan bahwa seseorang tidak layak menjadi murid jika dia lebih mengasihi keluarga atau saudaranya daripada mengasihi Tuhan.

Lebih jauh, kita bisa membaca di Matius 10: 37, di sana disampaikan bahwa, “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.”

Kasih kita kepada Tuhan bukan saja hanya diuji ketika harus menghadapi penganiayaan. Tetapi ketika kita menjalani kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika kita diperhadapkan antara menghormati orangtua dengan pilihannya yang salah atau mengikuti kebenaran sesuai dengan tuntunan Roh Kudus.

Keluarga ataupun hal berharga lain yang kita miliki di dunia bisa menjadi pusat hati kita. Sehingga rasa cinta yang berlebihan ini akhirnya mencuri fokus kita dari hukum yang terutama dan yang utama. “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” (Matius 22: 37).

Kita dituntut untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi. Yang artinya, tidak ada tempat sekecil apapun yang bisa mencuri posisi Tuhan dalam hidup kita, termasuk pasangan, orangtua, saudara, anak-anak, teman atau bahkan uang, pekerjaan dan jabatan. Kita harus mengasihi Tuhan dengan sepenuhnya.

Apakah kamu sudah memiliki kasih yang sedemikian untuk Tuhan? 

Atau kapan pertama kalinya kamu begitu mengasihi Tuhan sampai kamu rela meninggalkan segala sesuatu yang kamu punya demi mengikut Dia?

Mengasihi Tuhan sepenuhnya membutuhkan tindakan yang radikal. Dan inilah yang dilakukan Rasul Paulus setelah mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus. Dia rela meninggalkan semua hal berharga dalam hidupnya, keluarganya, pencapaian di masa lalunya, jabatannya dan juga nama baiknya, hanya karena dia telah menemukan bahwa hal yang terutama dalam hidup adalah memperoleh keselamatan di dalam Kristus.

Dan keselamatan itu dia peroleh karena kasih Kristus atas hidupnya. Sehingga sepanjang sisa hidupnya, dia rela menghadapi penganiayaan dan penderitaan supaya nama Yesus dipermuliakan melalui hidupnya.

Mungkin kita belum sampai mengalami penganiayaan sehebat itu. Tapi ketahuilah bahwa saat kamu mengaku mengasihi Yesus, itu artinya kamu harus memberikan hidupmu sepenuhnya untuk Dia.

Saat ini, mari ambil waktu untuk merenungkan bagaimana kamu memperlakukan Tuhan dalam hidupmu. Sudahkah kamu mengasihi-Nya dengan sungguh atau hanya sekedarnya saja? 

Mintalah pengampunan, jika ternyata selama ini kamu menduakan Tuhan dan lebih memilih untuk mencintai keluarga, harta milik dan juga dirimu sendiri.

 


Apakah Anda sedang dalam pergumulan dan butuh dukungan doa? Klik link dibawah ini untuk terhubung dengan tim doa SAHABAT 24 kami: https://bit.ly/InginDidoakan

Apakah Anda butuh teman curhat dan membutuhkan pertolongan Tuhan? Klik link dibawah ini untuk konseling dengan tim konselor SAHABAT 24 kami:  http://bit.ly/inginKonseling.

Ikuti Kami