Ketika Langit Mendung
Kalangan Sendiri

Ketika Langit Mendung

Puji Astuti Official Writer
      3598

I Tawarikh 16:34

Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 102; Lukas 23; Yehezkiel 7-8

Pagi itu cuaca mendung, awan gelap menggantung di langit. Dua orang pemuda yang bersiap untuk berangkat bekerja, berdiri di tempat yang sama namun memiliki dua pendapat yang berbeda dengan cuaca hari itu.

Pemuda pertama berkata, “Payah sekali, hari ini mendung lagi. Jalanan pasti akan becek.”

Namun pemuda yang kedua malah berkata, “Terima kasih Tuhan, karena hari ini saya tidak perlu mengalami teriknya matahari.’

Seringkali kita berpikir kebahagiaan itu asalnya dari apa yang terjadi di sekitar kita dan atas diri kita. Pada hal kebahagiaan dan sukacita itu ditentukan apa yang terjadi di dalam hati kita. Jika kita bisa bersyukur dalam segala keadaan, maka sesulit apapun kehidupan ini, Anda masih dapat bersukacita. Namun jika Anda berkeluh kesah terus, keadaan sebaik apapun, yang Anda lihat hanyalah keburukannya saja.

Sikap hati kita akan menentukan cara kita memandang kehidupan. Hal ini diikuti oleh tindakan dan juga cara kita berlaku. Jadi, mari mulai hari kita dengan mengucap syukur. Apapun yang terjadi, percayalah bahwa Tuhan selalu bersama Anda dan turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi Anda yang mengasihi Dia.

Ucapan syukur akan membukakan pintu berkat, tapi keluh kesah hanya akan mematahkan semangat Anda.

Ikuti Kami