Menata Berkat
Kalangan Sendiri

Menata Berkat

Budhi Marpaung Official Writer
      6355
Amsal 16:16
“Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 145; Yohanes 5; 2 Samuel 17-18

Haiti dan Republik Dominika merupakan dua negera bertetangga di sebuah pulau tropis. Meski bersebelahan, keadaan alamnya sangatlah bertolak belakang. Di Republik Domonika, hamparan hutan hijau menjanjikan alam eksotik yang menarik banyak turis dari seluruh penjuru dunia. Pemerintah Republik Dominika pun memperoleh banyak devisa sehingga kesejahteraan rakyatnya terjamin. Namun, tidak demikian di Haiti. Maraknya penebangan hutan secara liar selama bertahun-tahun telah menggersangkan alam Haiti. Hutan-hutan gundul, bencana alam selalu terjadi, dan kemiskinan merajalela.

Tuhan memberkati kita, anak-anak-Nya, dengan berlimpah. Segala segi kehidupan kita tak luput dari curahan berkat-berkat-Nya. Dengan kata lain, Tuhan tidak menginginkan kita hidup berkekurangan. Namun kenyataannya banyak orang yang seharusnya hidup dalam limpahan berkat Tuhan ternyata masih berkesusahan. Mengapa? Karena mereka diberkati tetapi tidak tahu bagaimana harus menggunakan berkat-berkat itu dengan bijaksana.

Tuhan Yesus menggambarkan ironi ini dengan perumpamaan tentang anak yang hilang. Tokoh si anak bungsu adalah gambarang orang-orang yang tidak dapat mengelola apa yang diterimanya dengan baik. Hal ini semakin dipertegas dengan apa yang terjadi dengannya setelah meninggalkan rumah bapanya. Dengan cepat ia menjadi miskin, kelaparan, dan tak berpengharapan. Akibatnya, keadaanya sekarang tidak berbeda dengan orang yang tidak pernah mengalami hidup berkelimpahan berkat.

Jika hari ini Anda berdoa kepada Tuhan, janganlah hanya meminta berkat kepada-Nya. Mintalah juga hikmat untuk mengelola berkat-berkat tersebut. Bukan hanya keuangan, tetapi pekerjaan dan rumah tangga pun harus kita kelola dengan bijaksana.   

Orang yang tahu mengelola berkat sedang menjauhkan dirinya dari jerat kesusahan.

Sumber: Renungan Siang Agustus 2009

Ikuti Kami