Memilih yang Terbaik
Kalangan Sendiri

Memilih yang Terbaik

Budhi Marpaung Official Writer
      7267
Show English Version

Yohanes 6:9

“Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan, tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?”

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu10[/kitab]; [kitab]matiu10[/kitab]; [kitab]obaja1[/kitab]

Ketika membaca keseluruhan perikop yang terdapat pada Yohanes 6:1-19 secara lebih teliti maka akan terungkap salah satu hal yang menarik dan bisa menjadi pelajaran bagi hidup kita, yakni kehadiran seorang anak kecil di tengah-tengah 5000-an orang laki-laki dewasa, total dengan kaum wanita dewasa mungkin bisa mencapai 10.000-an orang.

Kenapa anak ini berada di tengah orang-orang dewasa yang tidak sebaya dengannya? Apakah ada pertunjukkan sulap atau kelompok sirkus yang sedang singgah di desa tersebut? Apakah sedang ada pembagian perlengkapan sekolah dari aparat desa setempat?

Apa yang terjadi saat itu umumnya tidaklah menarik bagi seorang anak kecil. Meskipun yang memberikan pelajaran dan melakukan mujizat penyembuhan adalah seorang tokoh yang bernama Yesus, tetapi pengajaran firman Tuhan dan tanda-tanda ajaib itu pada dasarnya tidak akan dapat mengalihkan perhatian seorang anak kecil dan akhirnya memilih bergabung dengan orang-orang yang jauh lebih dewasa dengannya?

Namun apa pun alasannya, anak kecil ini harus diakui sudah mampu memilih yang terbaik bagi dirinya sendiri. Keputusannya untuk mendengarkan pengajaran Yesus dan melihat semua mujizat telah memberi pengalaman rohani pribadi yang tiada terkira.

Pertanyaannya sekarang, dapatkah kita memilih yang terbaik bagi diri kita seperti anak kecil ini? Ingat, apa jadinya kita kelak, itu tergantung pada apa yang kita pilih.

Oleh karenanya, pilihlah selalu hal-hal yang terbaik agar hidup kita di kemudian hari menjadi tenang, bahagia, sukses dan menjadi berkat bagi banyak orang. Kebiasaan untuk memilih yang terbaik harus mulai dilatih sejak dini supaya nanti ia semakin terlatih membuat keputusan yang bijak bagi hidupnya.

Menjadi apa kita kelak, bukan soal kesempatan melainkan soal pilihan kita saat ini.

Ikuti Kami