Bertekun di Dalam Penderitaan
Kalangan Sendiri

Bertekun di Dalam Penderitaan

Lori Official Writer
      3277

Ayat Renungan: 

Yesaya 48:10, “Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan.”

Mazmur 12: 6, “Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.”

 

Tidak semua orang memiliki kesiapan untuk menghadapi penderitaan dalam hidup. Namun, bagaimana seharusnya kita merespon ketika kita sendiri menghadapinya? Hari ini, mari kita mengambil pelajaran dari Rasul Paulus, seorang hamba Tuhan yang pada masa lalu dikenal sebagai seorang pembantai orang-orang percaya. Sebagai seorang Yahudi yang fanatik, ia tidak memiliki belas kasihan terhadap orang-orang Kristen yang dianggapnya sesat.

Namun, Tuhan mampu menggunakan seseorang bahkan dari kehidupan yang kelam dan membawa mereka mengalami kehadiran-Nya. Inilah yang terjadi pada Paulus, yang mengalami perubahan hidup yang luar biasa dari sosok yang jahat menjadi pribadi yang bertobat sepenuhnya. Tuhan memperhadapkan Paulus pada proses yang tidak mudah. Ketika Paulus mempersembahkan hidupnya sepenuhnya dan mengikuti Tuhan dengan penuh ketekunan, dia rela menderita; dia dicerca, dipukul, dianiaya, dan mengalami kelaparan (1 Korintus 4:10-13). Namun, Paulus tetap bertahan agar hidupnya bisa digunakan oleh Tuhan.

Mungkin saat ini kita sedang menghadapi masa-masa sulit, serupa dengan apa yang dialami oleh Paulus. Mungkin kita merasa dikhianati, difitnah, disalahkan, dan terpaksa berjuang sendiri dalam hidup. Namun, apakah kita telah meresponsnya dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh Paulus, yaitu dengan menjaga hati kita tetap murni?

Firman Tuhan mengajarkan bahwa melalui dapur perapianlah kita menjadi murni. Seperti yang dikatakan dalam Yesaya 48:10, "Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan." Tuhan menggunakan penderitaan kita untuk menghancurkan ego, kesombongan, dan sifat manusiawi dalam diri kita. Kita dimurnikan tujuh kali dalam perapian (Mazmur 12: 6). Dan ketika kita mengalami pemurnian tersebut, kita dapat mengenali identitas sejati kita di dalam Tuhan.

Tuhan mau kita memiliki hati yang murni. Respon hati kita terhadap penderitaan yang kita hadapi setiap hari seharusnya menghasilkan pengampunan, kesabaran, kebaikan, dan berkat. Tuhan siap menolong dan menyelamatkan kita bahkan di tengah kegelapan yang kita alami, dan terang Tuhan bersinar atas hidup kita (Yesaya 60:2).

Dalam keadaan apapun, kita dapat menemukan kekuatan dan pengharapan di dalam Tuhan. Ketika kita meresponi penderitaan dengan hati yang murni, kita akan mengalami transformasi dan dapat menjadi saksi nyata bagi kemurahan Tuhan dalam hidup kita.

 

Action: Apakah penderitaan yang kamu alami saat ini membuatmu tawar dan tak lagi percaya akan janji Tuhan? Kami menyediakan layanan doa dan konseling yang bisa menjadi tempat untuk kamu berbagi kehidupan. Kamu bisa menghubungi kami melalui kontak Call Center di 0811 9912 240 atau Whatsapp di 0822 1500 2424.

Ayat Hafalan: Roma 8: 28, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

Ikuti Kami