Ditengah krisis kemanusiaan akibat perang antara Israel dan Hamas di wilayah Gaza, orang Kristen di wilayah tersebut menghadapi bahaya yang mengancam lenyapnya kekristenan disana. Joel Rosenberg, seorang pemimpin organisasi kemanusiaan dan penulis mengungkapkan kepada CBN News, pasukan Israel memerintahkan rakyat Gaza untuk mengungsi ke wilayah selatan, namun sekitar 1000 orang Kristen yang masih bertahan hingga saat ini tahu bahwa ada bahaya yang mengacam mereka jika mereka mengungsi ke sana.
Sejak Hamas berkuasa di wilayah Gaza pada 2007, jumlah orang Kristen terus menurun. Dari sebelumnya tercatat sekitar 3000 orang, saat ini tinggal sekitar 1000-800 orang kristen di Gaza. Sedangkan secara keseluruhan wilayah Palestina, saat ini masih ada sekitar 50.000 orang Kristen.
Jumlah itu sangat jauh lebih kecil dibandingkan tahun 1948 sebelum Israel berdiri, dipercaya ada sekitar 700.000 orang Kristen Palestina. Perang dan konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina membuat banyak orang Kristen memilih untuk pindah ke berbagai negara.
Sejarah kekristenan di wilayah Gaza, dipercaya berakar dari penyebaran Injil salah satu murid Yesus, yaitu Rasul Filipus. Namun perang yang tidak ada hentinya, membuat peninggalan sejarah kekristenan di wilayah ini hancur.
Saat ini di Gaza, terdapat beberapa kelompok kecil orang Kristen yang masih bertahan. Mereka adalah Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks Yunani, dan sebuah gereja Baptis. Gereja pun tak lolos dari kehancuran, salah satunya Gereja Orthodoks Yunani Saint Porphyrius yang menjadi tempat perlindungan sekitar 500 orang sipil.
Joel menjelaskan bahwa orang Kristen Gaza juga dihadapkan kepada kekurangan makanan, air bersih, dan perbekalan medis. Joel menyoroti bahwa para warga Kristen ini tidak dapat bergerak karena risiko bom dan tembakan yang datang dari berbagai arah.
Selain itu, arahan tentara Israel untuk mengungsi ke wilayah selatan Gaza, juga dapat membahayakan keselamatan orang-orang Kristen tersebut. Salah satunya adalah ancaman dari kelompok militan Gaza. Untuk itu Joel membuat surat terbuka kepada pemimpin Israel untuk membantu orang Kristen Gaza untuk mengungsi ke wilayah Tepi Barat. Walaupun telah berkomunikasi langsung dengan pemimpin tentara Israel, Joel mengungkapkan bahwa belum ada jawaban pasti dari pihak Israel.
Joel juga menyerukan agar umat Kristen berdoa untuk Gaza, terutama bagi komunitas Kristen yang masih bertahan di wilayah konflik saat ini. Doakan agar proses evakuasi mereka ke wilayah pengungsian yang aman dapat segera terjadi. Juga agar iman mereka tetap teguh di tengah penderitaan dan tekanan yang sedang mereka hadapi saat ini.
Baca Juga :
Umat Kristen di Indonesia Gelar Doa Bersama untuk Korban Konflik Israel-Palestina
Israel Ungkap Bukti Hamas Gunakan Rumah Sakit Al-Haifa Sebagai Markas
Sumber : CBN News