Matius 2: 16-17
Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia...
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 53; Kisah Para Rasul 25; Imamat 16-17
Setiap pemimpin yang merasa tidak aman di dalam Tuhan akan merasa tidak aman dalam tindakan kepemimpinannya.
Raja Herodes adalah pemimpin seperti itu. Dia takut kehilangan kekuasaan dan harus mengendalikan semua orang di bawah kepemimpinannya. Saat Herodes mendengar tentang kelahiran Yesus yang akan datang, rasa tidak amannya menjadi tak terkendali dan membuatnya harus mengambil keputusan yang merugikan hidup banyak orang di Yerusalem dan Betlehem.
Pemimpin yang seperti ini biasanya punya masalah ketakutan serius jika kehilangan kekuasaan, uang dan harga diri. Masalah ini juga membuatnya terdorong untuk melakukan kebohongan demi melindungi kekuasaannya.
Saat orang Majus memberitahu Herodes tentang Mesias yang akan datang, Herodes memberitahu mereka bahwa dia ingin sekali mengetahui kapan sang Mesias akan lahir, supaya dia pergi menyembahnya. Padahal sebenarnya, dia sama sekali tidak berniat untuk melakukannya. Sebaliknya, yang ada dipikiran Herodes adalah rencana untuk membunuh bayi Yesus.
Karena itulah Herodes menyuruh orang-orang Majus itu untuk segera memberitahukan kabar kelahiran tersebut. Untungnya, Allah memperingatkan orang-orang Majus tersebut untuk tidak kembali ke Yerusalem dan memberitahu tentang bayi Yesus kepada Herodes.
Herodes pun menjadi murka dan mengeluarkan perintah supaya setiap anak di bawah dua tahun di Betlehem dan distrik sekitarnya harus dibunuh.
Kapanpun seorang pemimpin mengalami masalah ketakutan yang serius, pasti akan membuat tindakan mereka menjadi tidak terkontrol karena tekanan. Dia akan mulai berargumen, memanipulasi orang lain dan melakukan konfrontasi dengan bawahannya.
Sebaliknya, seorang pemimpin yang sepenuhnya menyerahkan hidup dan pekerjaannya kepada Tuhan akan sepenuhnya menyerahkan hasil pekerjaan itu dan membiarkan Tuhan mengubah hal-hal yang salah. Seorang pemimpin yang merasa aman dengan Tuhan sadar betul bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan dan kepemimpinan-Nya. Karena itu dia tidak perlu takut kepada orang lain yang tampaknya menjadi ancaman atas kepemimpinannya. Daripada merancang kebohongan dan manipulasi, dia akan memilih untuk fokus melakukan tugas dengan baik demi tercapainya tujuan organisasi yang dipimpinnya.
Apakah Anda ingin menjadi pemimpin yang bebas dari tekanan rasa takut? Mintalah supaya Tuhan menjadikanmu seorang pemimpin yang aman di tengah posisi kepemimpinan yang Tuhan percayakan kepadamu.
Hak cipta Os Hillman dan TGIF, disadur dari Crosswalk.com
Kamu diberkati dengan renungan harian kami? Jika kamu rindu supaya orang lain juga diberkati sepertimu, mari dukung kami untuk terus menjangkau melalui konten-konten yang kami sediakan lewat pelayanan media kami.
Kamu bisa menjadi mitra Jawaban.com dengan berdonasi 50 ribu setiap bulannya bersama kami. Kabar baiknya, bagi kamu yang berdonasi sebesar 250 ribu setiap bulannya akan mendapatkan bonus satu buah kaos Polo. Jadi, buat kamu yang tergerak untuk bergabung yuk DAFTAR DI SINI.