Belajar Mencintai Seperti Tuhan Telah Mencintai Kita
Kalangan Sendiri

Belajar Mencintai Seperti Tuhan Telah Mencintai Kita

Claudia Jessica Official Writer
      3502

Yohanes 15: 12

“Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”

 

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 44; Kisah Para Rasul 16; Keluaran 37-38

Terkadang, hal-hal kecil seperti membandingkan dapat menggerogoti pernikahan secara perlahan.

Saya menikah dengan seorang seniman, dan saya menyukai hal itu. Ia mahir memainkan gitar, dan membuat banyak karya yang mengejutkan saya. Tidak ada yang bisa menggambar seperti Mike. Ya, suamiku adalah seniman yang hebat. Tapi sayangnya, gambar yang ia buat di kanvas tidak dapat membenarkan sesuatu yang rusak di sekitar rumah. Seniman terkadang tidak bisa membantu.

Sebelum saya menyadarinya, saya mulai memperhatikan bagaimana suami teman saya dapat memperbaiki keadaan di sekitar rumah. Saya mulai membandingkan kemampuan suami saya dengan orang lain. Membandingkan suami saya dengan orang lain adalah salah dan saya tahu itu. Namun, mengetahui sesuatu yang salah tidak membantu kita untuk berhenti.

Setan, musuh terbesar kita suka menunjukan apa yang hilang dari hubungan kita. Tentu saja, saya tidak begitu menyadari semua kekurangan atau kelemahan saya. Ini bukan tentang aku. Ini tentang suamiku.

Perbandingan itu berbahaya. Entah kita akan merasa lebih unggul dari yang kita bandingkan dengan diri kita sendiri, yang tentu saja merupakan kebanggaan, atau kita akan merasa kurang dari mereka. Saya berada di tempat perbandingan ini. Saya hanya melihat kekurangan yang dimiliki pasangan saya dan tidak mengetahui hal baik yang ia miliki.

Saya mencintai suami saya dan menyukai banyak hal tentangnya. Cara dia mencintai kedua anak kami, cara dia sangat peka. Tapi kadang-kadang, saya ingin dia menjadi dirinya sendiri. Tetapi ketika saya membaca perintah tentang cinta, saya harus berhenti dan berpikir. Bagaimana Tuhan mengasihi saya?

Tuhan mencintaiku apa adanya. Nyatanya, saat aku membuatnya kecewa, Tuhan masih mencintaiku. Cinta-Nya tanpa syarat. Banyak hal yang tidak saya lakukan. Tapi tetap saja, Tuhan melihatku, memelukku dan berkata, "Kamu adalah putriku, dan aku sangat mencintaimu."

Ketika saya melihat anak-anak saya, jadi teringat betapa saya mencintai mereka. Bagaimana mereka tumbuh dewasa, cintaku tidak bergantung dengan apa yang mereka lakukan. Saya mencintai mereka apapun yang mereka lakukan. Ini seperti cinta khusus yang hanya saya berikan kepada mereka.

Jika saya ingin mencintai seperti Tuhan mencintai yang lain, saya harus menerimanya. Saya harus menyingkirkan keinginan saya atas dirinya. Untuk menghilangkan kekecewaan yang tersimpan dalam ingatan saya. Kekecewaan dalam pernikahan saya, kekecewaan dengan pasangan saya. Kekecewaan itu seperti lubang kecil di dasar perahu kami yang memungkinkan sedikit air masuk. Sedikit saja.

Tuhan mencintai kita terlepas dari apapun kekurangan kita. Cinta Tuhan itu seperti gelombang besar yang membasahi kita sepenuhnya. Cintanya menggembirakan, menyegarkan dan tidak pernah berakhir.

Sebenarnya, Tuhan telah mempersatukan kita dalam pernikahan. Dan saat aku mencintai suamiku, aku menyenangkan Tuhan. Bagaimanapun juga, pernikahan adalah ide Tuhan.

 

Disadurkan dari crosswalk.com. Hak cipta oleh Anne Peterson.


Anda butuh didoakan langsung? Klik link dibawah ini untuk terbubung dengan Tim doa kami http://bit.ly/InginDidoakan

Anda butuh konseling? Klik link dibawah ini untuk konseling. http://bit.ly/inginKonseling

Ikuti Kami