Efesus 3: 18
Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 98; 2 Tawarikh 36:9-10; Yehezkiel 1
Pernahkah kamu merasa seolah-olah sebuah khotbah atau bagian Alkitab ditujukan langsung kepadamu?
Bayangkan jika kamu dan seorang teman membaca atau mendengar pesan yang sama. Hampir tanpa terkecuali, kalian akan secara pribadi akan merasa seperti dilawat. Bukan sebuah kebetulan kalau Alkitab menggambarkan firman Tuhan sebagai sesuatu yang ‘hidup dan aktif’ (Ibrani 4: 12).
Di Efesus 3, kita ditantang untuk memahami betapa ‘lebar, panjang, tinggi dan dalam’ nya kasih Tuhan. Kadang-kadang saat aku membaca ilustrasi ini, aku membayangkan Kristus sebagai tukang kayu. Dengan hati-hati membangun gereja-Nya, Dia memposisikan setiap orang di tempat yang tepat, di waktu yang tepat, dan di urutan yang benar. Dia melakukan hal ini supaya kita bisa saling mendukung dan menguatkan sebagai saluran kasih Tuhan bagi dunia yang hancur ini.
Namun di lain waktu, hati dan pikiranku lebih tertarik dengan satu aspek tertentu. Selama bertahun-tahun, aku hanya melompat dari satu hal ke hal yang lain. Semua itu berfungsi untuk mengingatkanku tentang sifat istimewa Tuhan.
Bagaimana kamu menyelami kasih Tuhan?
1. Panjangnya. Mengingatkan kita pada kesetiaan Tuhan. Sebagai sukacita yang luar biasa dan dengan rendah hati menyadari bahwa Tuhan akan terus mengawasi kita sepanjang masa. Sejak kita dikandung, dilahirkan, bertumbuh, meninggal dan bahkan setelah kematian.
2. Lebarnya. Kasih Tuhan berfungsi untuk mengingatkan kita tentang kemahahadiran Tuhan. Dia selalu hadir di setiap hal dalam hidup kita. Dia akan berhati-hati mengatur segala sesuatu dalam hidup kita, sehingga kita bisa lebih dekat dengan Dia.
3. Dalamnya. Kasih Tuhan menjadi pengingat bahwa Dia adalah pribadi sangat mengenal kita, bahkan lebih daripada apa yang kita tahu tentang diri kita sendiri. Kasih sedalam ini juga mengingatkan kita tentang kerelaan Yesus meninggalkan tahta surgawi-Nya dan mau menderita di kayu salib. Dia mau menemui kita bahkan saat kita berada dalam kegelapan.
4. Tingginya. Di atas segala sesuatunya, Dia menciptakan alam semesta dan segala isinya untuk kita. Objek kasih-Nya adalah kita. Karena itulah kasih-Nya sanggup memikat pikiran dan hati kita.
Sudahkah kamu mengalami kasih Tuhan dalam hidupmu? Datanglah kepada Yesus dan selamilah kedalaman kasih-Nya.
“Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman…” (2 Timotius 1: 9)
Hak cipta Shadia Hrichi, disadur dari Cbn.com