2 Korintus 12:9-10
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 94; Lukas 15; Daniel 5-6
Hari ini, saya melihat piala di rak buku saya yang diberikan kepada saya sebagai bentuk guyonan. Pada piala itu tertulis, "Ulkus Terbesar tahun 2017." Alasan adanya piala itu adalah karena saya telah menjalani operasi besar karena pendarahan ulkus (luka pada bagian usus lambung atau usus kecil-red), yang menurut laporan dokter adalah, "yang terbesar yang pernah saya lihat sepanjang tahun."
Saat menjalani memulihkan diri di rumah sakit, seorang teman memberikan saya piala itu sebagai guyonan. Dan meskipun sakit lambung umumnya bukan sesuatu yang bisa dibanggakan, saya melihat piala itu hari ini dengan senyuman puas. Melalui iman, rasa sakit dan pencobaan yang kita alami dapat menjadi sebuah piala bagi kita.
Tuhan mengijinkan Rasul Paulus mengalami hal serupa dengan saya. Dia berulang kali memohon kepada Tuhan untuk mencabut “duri” yang menyiksa dalam dagingnya (2 Korintus 12: 7). Namun Tuhan memiliki tujuan yang lebih besar yang sudah dipersiapkan bagi Rasul Paulus. Paulus kemudian menemukan bahwa kelemahannya, adalah sebuah kesempatan untuk "bermegah di dalam Tuhan."
Ada suatu sukacita tersendiri saat mengetahui bahwa Yang Mahakuasa mengendalikan keadaan dan Dia ada di pihak kita. Tuhan sering menggunakan kesulitan untuk membentuk kita menjadi pribadi yang semakin serupa Kristus. Apakah Rasul Paulus menjadi pribadi yang lebih baik karena kesusahannya? Tentu, sudah nyata bahwa kuasa Tuhan dapat diwujudkan di tengah-tengah kelemahannya. Tuhan dimuliakan saat kita diubah melalui penderitaan.
Orang percaya itu diibaratkan seperti kendi atau bejana yang terbuat dari tanah liat. Meskipun murah dan mudah rusak, Tuhan menganggapnya layak untuk menampilkan cahaya-Nya yang mulia di tengah-tengah kita kehidupan manusia, terlepas dari apa yang jadi kelemahan kita:
Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. (2 Korintus 4: 6-7)
Kelemahan dan kehancuran kita dapat menjadi sarana untuk menyatakan kemuliaan Allah yang hidup. Meski kita retak-retak, namun cahaya Tuhan memancar melalui celah-celah dalam hidup kita itu. Ketidaksempurnaan kita menjadi alat untuk memancarkan terang, kemegahan, dan intensitas Tuhan Yang Mahakuasa.
Tuhan sedang bekerja di tengah-tengah kelemahan kita dengan cara yang mungkin luput dari pandangan kita. Walau demikian Anda akan menemukan bukti bagaimana cahaya Tuhan bersinar melalui celah-celah kelemahan kita untuk dilihat oleh orang-orang di sekitar kita. Ketika kita menanggung rasa sakit dan pencobaan dalam kekuatan yang diberikan oleh Kristus, orang lain mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang alasan mengapa kita menaruh pengharapan kepada Yesus Kristus.
Ketika Dia menunjukkan kuasa-Nya dalam kelemahan kita; cobaan, penyakit, dan rasa sakit kita, maka kita sedang mengubah penderitaan itu menjadi piala kita. Pegang piala penderitaan Anda tinggi-tinggi hari ini, dan ketahuilah bahwa dalam setiap kesulitan Anda, Tuhan telah memberikan kemenangan bagi Anda dan menyingkapkan kemuliaan-Nya untuk dilihat semua orang di sekitar Anda.
Hak Cipta © 2017 Paul J. Palma. Digunakan dengan izin.
Anda sedang dalam pergumulan dan butuh dukungan doa? Klik link dibawah ini untuk terhubung dengan tim doa kami https://bit.ly/InginDidoakan
Anda butuh teman curhat dan membutuhkan pertolongan Tuhan? Klik link dibawah ini untuk konseling dengan konselor kami http://bit.ly/inginKonseling