Kenali Tanda-tanda Trauma pada Anak
Sumber: Dailyrecord.co.uk

Parenting / 25 January 2016

Kalangan Sendiri

Kenali Tanda-tanda Trauma pada Anak

Theresia Karo Karo Official Writer
5953

Pengalaman tidak mengenakkan bisa membekas dalam benak Si kecil, sehingga memicu trauma. Tanda-tanda anak trauma dapat dideteksi dari beberapa hal seperti kesedihan, perubahan sikap yang signifikan dan bertolak belakang, di mana anak yang biasanya aktif cenderung menarik diri dari lingkungan. Atau sebaliknya, anak yang pendiam justru menjadi aktif.

Selain itu, pengalaman peristiwa traumatik juga dapat menyebabkan regresi pada anak, yakni kemunduran dalam masa kembangnya. Misalnya anak yang sudah lama meninggalkan kebiasaan mengompol, kembali mengulangi hal tersebut.

Berikut tiga jenis traumatik dari pengalaman langsung yang dialami anak, yakni:

Avoidance
Mereka cenderung menghindari segala hal yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Misalnya, Si kecil tidak mau lagi melewati jalan di mana ia pernah mengalami kecelakaan.

Re-experiencing
Berulang kali anak terus memutar ingatan tentang kejadian traumatik yang dialaminya dan menyebabkan mimpi buruk dalam tidurnya.

Hypersoul
Reaksi trauma jenis ini, dapat langsung terlihat. Contohnya saat anak mendengar bunyi letupan, raut wajahnya berubah, gelisah, dan ketakutan.

Melansir Metrotvnews.com (20/1), Dosen Psikologi Universitas Indonesia Nathanael E. J. Sumampouw, M.Si menjelaskan bahwa segala bentuk traumatik berhubungan dengan memori atau ingatan. Meski begitu, menurutnya mustahil untuk menghilangkan ingatan seseorang.

“Salah satu cara menghilangkan trauma bukan dengan menghilangkan memori, yang mustahil dilakukan, namun memaknainya secara positif oleh anak,” ujarnya.

Nathanael  juga menjelaskan bahwa meski peristiwa traumatik melekat dalam ingatan, namun bukan menjadi hal utama dalam kasus ini. Semua kembali lagi pada kemauan individu-nya untuk bisa mengalahkan perasaan traumanya dan kembali beraktivitas seperti biasa.

Selain itu, mereka juga membutuhkan dukungan orang sekitar, keluarga, dan orang tua. Hal ini dapat menolong anak melewati masa-masa traumanya dan menekan rasa takut berlebihan yang muncul dalam benak mereka.

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini.

Sumber : Metrotvnews/Okezone.com | Theresia Karo Karo
Halaman :
1

Ikuti Kami