Pengkhotbah 11: 1
Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu140[/kitab]; [kitab]IIKor13[/kitab]; [kitab]IISam7-8[/kitab]
Sesaat sebelum beranjak pergi, seorang pria tak lupa membayarkan uang parkir untuk dua mobil. Setiap mobil dikenakan parkir Rp500,- saja, dan si pria menyerahkan uang sebesar Rp.10.000. Si tukang parkir pun tampak kebingungan mencari uang kembalian, sehingga si pria mengatakan tak perlu mengembalikan sisa uang. Dengan mimik wajah yang semakin bingung, si tukang parkir berkata, ‘Ini semua?’. ‘Ya,’ jawab si pria. Pria itu tentu memiliki alasan untuk tidak meminta uang kembaliannya, yaitu hati yang tergerak untuk memberi agar si tukang parkir bisa menikmati sedikit berkat. Ya, memberi memang sesederhana itu!
Melemparkan roti ke dalam air memiliki makna memberi atau menolong orang lain. Orang yang memberikan atau mengulurkan pertolongan, maka suatu saat dia bisa saja mendapat buah yang sama yaitu mendapat pertolongan dari orang lain. Seperti mendapatkan kembali rotinya yang telah dilemparkan ke dalam air. Memberi dan menolong seseorang tidak akan pernah sia-sia atau lenyap tak berbekas begitu saja. Meskipun kita tak tahu kapan waktu kita akan mendapatkannya kembali.
Sekilas ucapan Salomo ini memang terdengar tidak lazim: melemparkan roti ke air. Lanjutnya pula, ketika kita melakukannya, kita akan mendapatkannya lagi lama setelah itu. Tentu saja itu mustahil!
Tetapi kebenarannya adalah bahwa Tuhan ingin menunjukkan kepada kita tentang hakikat bermurah hati. Sama seperti air adalah tempat yang tidak lazim untuk melemparkan roti, demikian pula dengan memberi kebaikan. Lakukanlah kebaikan kepada orang lain tanpa pamrih, dengan tulus hati, rela dan tanpa syarat, bukan karena mengharap balasan yang sama.
Orang yang melemparkan rotinya ke air akan menerima rotinya kembali, sehingga dia tidak akan pernah kekurangan makanan.