Ibrani 11:32-33
Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi,yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa
Bacaan Alkitab Setahun
Ibrani 11 sebuah pasal yang unik. Isinya biografi singkat sekian banyak tokoh iman Perjanjian Lama. Menariknya, penulis hanya menderetkan kemenangan iman mereka, tanpa menyebutkan satu pun kegagalan mereka. Jika saat ini terbit biografi semacam itu, yang isinya hanya hal positif tentang si tokoh, orang bisa jadi akan mencibir. Buku itu, terutama bagi yang mengenal kehidupan si tokoh, akan dianggap sebagai pencitraan belaka. Apakah penulis kitab Ibrani juga melakukan pencitraan?
Salomo mengingatkan, tidak semua hal perlu dibicarakan. Kita perlu memilahnya secara arif. Inilah tampaknya yang dilakukan penulis Ibrani. Meskipun setiap tokoh memiliki kelemahan, bahkan ada yang melakukan dosa mengerikan, ia memilih tidak membeberkan dan mengungkitnya kembali. Ia memilih menyoroti iman mereka (frasa “karena iman” muncul 19 kali dalam Ibrani 11). Ini bukan pencitraan; ini sudut pandang Allah yang penuh anugerah terhadap mereka. Allah memperhitungkan iman mereka, bukan menimbang antara perbuatan baik dan perbuatan buruk mereka. Bukankah ini kabar baik yang menyenangkan, yang membangkitkan sukacita?
Sebagai penerima anugerah, kita bersukacita karena Allah telah mengampuni segala dosa kita dan tidak lagi mengungkit kesalahan kita, namun merayakan kemenangan kita bersama-Nya. Kiranya sukacita itu melimpah dalam hubungan kita dengan sesama: kita memilih untuk mengampuni dan melupakan kesalahan mereka, serta lebih senang membicarakan hal-hal yang membangun iman satu sama lain.—ARS
Pencitraan menonjolkan kebaikan dan keunggulan manusia, anugerah menonjolkan kebaikan dan keunggulan Allah.