Bukan Hanya Memaafkan Melainkan Membebaskan Hutang

Lukas 11:4

dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami

 

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 49; Titus 3; Yesaya 51-52

 

Sudah sering kali Jonathan Sianturi, sebagai atlet senam, membawa nama harum bagi Indonesia di kejuaraan-kejuaraan nasional maupun internasional. Setiap kali ia juara dan merebut medali emas selalu mengatakan kepada wartawan bahwa semua keberhasilannya adalah karena Tuhan Yesus.

Seluruh keluarga yang ikut serta ke Surabaya diliputi kegembiraan karena Jonathan Sianturi kembali menang dan membawa banyak medali emas. Kali ini ia membawa nama harum bagi Provinsi DKI Jakarta pada kejuaran PON XV di Surabaya.

Mereka sekeluarga menikmati kebersamaan di Surabaya hingga pulang kembali ke Jakarta dengan kereta api. Namun mereka tidak menyadari kalau di kereta api tersebut merupakan kebersamaan yang terakhir bagi Jonathan Sianturi dengan ayahnya. Ayah Jonathan Sianturi tewas dibunuh oleh sekelompok orang yang tidak dikenal dan mayatnya dibuang dari kereta api.

Jika kita menjadi Jonathan pasti akan marah besar dan berusaha mencari siapa pelaku atau siapa otak dari pembunuhan tersebut. Kita akan menuntut supaya pelaku dihukum seberat-beratnya karena telah merusak kebahagiaan kita dan telah mengambil orang yang kita cintai.

Tapi satu hal yang membuat saya kagum adalah pernyataan dari Jonathan dan seluruh keluarganya dimana mereka menyatakan di depan semua orang bahwa mereka melepaskan pengampunan dan tidak mau menuntut mereka yang telah membunuh sang ayah.

Hal ini mengingatkan kita semua akan doa bapa kami. Yang mengatakan, “… ampunilah kami akan dosa-dosa kami sebagaimana kami pun mengampuni orang yang berbuat dosa kepada kami. Dalam bahasa Latin bunyinya demikian: “…et dimitte nobis debita nostra sicut et nos dimittimus debitoribus nostris”. Maka kita menemukan arti secara terjemahan bebas bahwa “dimitte” berasal dari kata “dimitto” yang berarti “melepaskan”. Dan tahukah anda yang dilepaskan itu adalah “debita” yang berkonotasi “hutang”. Maka di sini terlihat jelas sekali bukan hanya memaafkan tapi melepaskan atau merelakan hutang seseorang dihapus, karena kita juga sudah menerima pembebasan hutang dari Raja kita.

Related Articles