Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 5; Yohanes 15; 1 Tawarikh 23-24
Sportivitas adalah sebuah prinsip yang sangat dipegang oleh setiap olahragawan. Kemenangan besar tetapi apabila diraih dengan cara yang curang maka semuanya itu adalah sia-sia. Tak ada kebanggaan waktu kita mengangkat piala atau dikalungkan medali jika dalam prosesnya kita berlaku licik.
Sportivitas tidak hanya berlaku dalam dunia olahraga saja, tetapi juga diperlukan dalam berbagai segi kehidupan. Dalam tingkatan tertentu, ketidakmampuan untuk bersikap sportif bisa berakibat fatal, membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Raja Saul tidak cukup sportif untuk mengakui bahwa Daud, penggantinya kelak, lebih baik darinya. Prestasi Daud mengalahkan berlaksa-laksa musuh membuatnya iri hati, bahkan dicatat dalam Alkitab bahwa ia berusaha untuk membunuh menantunya itu. Lebih dari sekali Raja Saul mencoba untuk membunuh Daud, namun hal tersebut selalu gagal karena Allah sendiri yang menyertai serta melindungi Daud. Seandainya Saul dapat bersikap sportif dan tidak memusuhi Daud, mungkin hidupnya tidak akan berakhir dengan Tragis (I Samuel 31).
Sikap tidak sportif dalam pekerjaan dapat menimbulkan keinginan untuk menjatuhkan karir sesama karyawan karena iri hati dengan prestasi yang diraih orang lain. Sikap sportif juga dapat menambah sahabat karena kita mau mengakui keunggulan orang lain. Sikap sportif selalu berdampak positif.
Ingatlah selalu, sportivitas mendatangkan dua hal besar dalam kehidupan seseorang: yang pertama, kehidupan akan semakin berhasil, dan yang kedua adalah kasih dan dukungan dari manusia akan menjadi bagian kita (I Samuel 18:15-16). Apakah Anda mau mengalaminya?
Jabatlah tangan orang yang lebih baik daripada Anda, kemudian belajarlah darinya.
Sumber: Renungan Siang Agustus 2009