Mengubah Arah Hidup
Kalangan Sendiri

Mengubah Arah Hidup

Budhi Marpaung Official Writer
      4662
Kolose 1:13
“Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 13; Galatia 2; 1 Raja-Raja 5-6

Ketika seorang redaktur surat kabar mendengar bahwa seseorang bernama Alfred Nobel meninggal dunia, ia menyangka almarhum adalah Nobel si penemu dinamit. Karena itu, sang redaktur menerbitkan obituari berjudul “Nobel si pedagang kematian”.

Ketika Nobel, si penemu dinamit yang sesungguhnya, membaca berita tentang “kematiannya sendiri”, ia bereaksi seperti seorang buta yang tiba-tiba dapat melihat kembali. Sejak hari itu, Nobel mencurahkan dirinya untuk perkara-perkara kemanusiaan, terutama perdamaian.

Saulus dari Tarsus mengalami perubahan yang jauh lebih drastis daripada Nobel. Dalam perjalanannya ke Damsyik untuk menangkap para pengikut Yesus, Saulus bertemu dengan Tuhan sendiri. Setelah buta selama beberapa waktu karena pertemuan itu, Saulus menyerahkan sisa hidupnya untuk melayani Dia yang dulu dikejar-kejarnya. Musuh Yesus itu akhirnya menjadi rasul yang berbakti kepada-Nya (Kisah Para Rasul 9:15-16).

Pengalaman kita sendiri mungkin tidak begitu menggemparkan. Namun, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri apakah kita sudah bertemu dengan Sang Juru Selamat, yaitu Dia yang telah mengubah arah hidup kita.

Jika diantara Anda ada belum pernah mengalami kelahiran kembali, bukalah firman Tuhan di Yohanes 3 dan bacalah perkataan Yesus mengenai hal ini. Lalu, berdoalah dengan kata-kata yang jujur dan sederhana kepada-Nya. Akui segala dosa-dosa Anda di hadapan-Nya dan bukalah hati Anda agar Dia masuk ke dalamnya. Komitmen yang jujur kepada Tuhan akan membawa Anda masuk ke dalam hubungan baru dengan Dia, hubungan yang tidak berlangsung hanya bertahun-tahun, tetapi hubungan yang abadi.

Keselamatan tak sekedar memutus kebiasaan buruk tetapi juga membentuk karakter yang baik.

Sumber: Kingdom Magazine Mei 2010

Ikuti Kami