Awan Kelam Dalam Pernikahan

Marriage / 20 February 2009

Kalangan Sendiri

Awan Kelam Dalam Pernikahan

Puji Astuti Official Writer
4534

Waktu memberikan warna yang lebih indah pada kehidupan. Hal itu juga berlaku dalam kehidupan pernikahan. Namun warna yang tertoreh dalam kanvas kehidupan suatu pernikahan tidak selalu warna-warna cerah, kadang ada warna kelam.

Dikatakan dalam Alkitab, besi menajamkan besi, manusia menajamkan manusia. Hal itulah yang dialami oleh setiap pernikahan. Seringkali muncul konflik-konlik. Apakah baik jika suatu pasangan tidak pernah mengalami konflik? Rob Parsons menulis dalam bukunya, "60 Menit Pernikahan" hal itu tidak baik. Konflik bukanlah sesuatu yang buruk. Yang buruk dari konflik adalah bagaimana respon yang salah dari orang yang mengalaminya.

Bagaimana respon yang salah dalam menghadapi konflik?

Menyerang pribadi orang pasangan.

Sebagai contoh, seorang istri lupa menyiapkan baju yang harus dibawa sang suami, saat suaminya akan berangkat keluar kota. Suami itu mengabaikan masalah sebenarnya dan menyerang istrinya. "Kamu istri yang tidak berguna, begitu saja tidak bisa dikerjakan dengan baik!"

Mungkin suami segera melupakan kejadian tersebut dan tidak menyadari dampak pada sang istri. Istrinya tidak pernah melupakan kata-kata tersebut. Dia sangat terluka. Hal yang sama juga dapat terjadi antara orangtua dan anak.

Memperbesar masalah

Saat konflik terjadi, dan mulai terjadi adu mulut. Suami istri tersebut lupa pada inti masalah yang terjadi, dan sibuk saling serang. Mereka mulai mengkaitkan masalah-masalah lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang terjadi saat itu. Hal inilah yang memperbesar masalah.

Mengungkit masa lalu

Setiap orang pasti pernah memendam kekecewaan kepada pasangannya. Hal yang buruk adalah jika kekecewaan dimasa lalu itu dijadikan senjata yang dikeluarkan pada saat sedang konflik. Merasa bahwa pasangan tidak berkutik jika Anda ungkit sesuatu yang pernah terjadi di masa lalu hanyalah memperlebar jurang diantara kalian berdua.

Tidak mau mengalah

Salah satu penyebab utama mengapa pernikahan retak adalah tidak ada salah satu pihak yang mau mengalah saat konflik terjadi. Mengalah di sini tidak membuat Anda kehilangan rasa hormat dari pasangan Anda. Dengan mengalah, Anda memberikan kesempatan pada pasangan Anda untuk mengungkapkan perasaannya.

Bagaimana cara yang benar menangani konflik?

Pertama, Seperti yang dikatakan di atas. Saat salah satu dari Anda berdua sedang bertengkar, pilihlah untuk mengalah. Dengarkan pasangan Anda, dan apa yang dia rasakan.

Kedua, selesaikan masalahnya. Carilah jalan keluarnya, jangan serang pribadi pasangan Anda.

Ketiga, jadilah orang yang paling pertama mengucapkan "maafkan aku..". Kata ini akan membangun jembatan komunikasi Anda berdua kembali.   

Dan terakhir, beri kesempatan pasangan Anda untuk memperbaiki kesalahannya. Lepaskanlah pengampunan. Memang pengampunan bukanlah sebuah mantra ajaib yang bisa membuat semua rasa sakit dan membuat semuanya kembali seperti semula. Tetapi pengampunan adalah awal di mana Anda berdua dibebaskan dari rasa bersalah, rasa tertekan dan frustrasi.

Setelah memberikan pengampunan, Anda bisa mulai lagi untuk belajar mengasihi pasangan Anda dan mulai belajar untuk mempercayainya. Pengampunan adalah bagian terpenting dalam sebuah kehidupan pernikahan. Tanpa pengampunan, tidak ada harapan untuk sebuah pernikahan bisa bertahan.

(Disadur dari : 60 Menit Pernikahan, Rob Parsons, Immanuel Pub)

Sumber : Jawaban.com/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami