Di Bawah Bayang-bayang Kenaikan Harga
Kalangan Sendiri

Di Bawah Bayang-bayang Kenaikan Harga

Admin Spiritual Official Writer
      7366
Amsal 3:25-26
Janganlah takut kepada kekejutan yang tiba-tiba, atau kepada kebinasaan orang fasik, bila itu datang. Karena Tuhanlah yang akan menjadi sandaranmu dan akan menghindarkan kakimu dari jerat.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 79; Ibrani 13; Yeremia 11-12

Tampaknya janji presiden untuk tidak menaikkan harga BBM sampai 2009 tidak terpenuhi. Harga minyak dunia yang semakin melambung memaksa pemerintah RI mencabut subsidi BBM yang akan mempengaruhi stabilitas APBN. Kenaikan harga BBM sebagai sesuatu yang selalu disebut dengan "opsi terakhir" akhirnya memang harus dipilih.

Saat renungan ini ditulis, ketika kenaikan harga BBM masih dalam batas wacana, harga kebutuhan pokok malah sudah "mencuri start" untuk naik lebih dulu. Seperti biasanya, kenaikan BBM memang akan berimbas pada kenaikan harga yang lain. Dan korbannya selalu masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.

Apakah orang-orang percaya akan terkena imbasnya? Tentu saja. Tetapi ada sebuah pembedaan dalam hal ini, setidaknya pada bagaimana meresponinya. Tuhan mengajarkan nilai-nilai bahwa kita harus tetap meresponi dengan benar, meskipun peristiwa yang kita alami adalah hal-hal yang negatif. Kita hidup dan dipelihara oleh janji Tuhan. Dari ayat di atas kita mendapatkan peneguhan akan janji itu.

Saya sering merenungkan, selama beberapa kali mengalami kenaikan harga BBM yang disertai kenaikan harga yang lain, pemeliharaan Tuhan itu nyata sempurna. Kehidupan tidak tamat begitu ada kenaikan harga. Kita malah suka berseloroh bahwa bagi orang percaya BBM selalu turun, bukan naik. BBM yang dimaksud adalah Berkat Bapa Mengalir!

Sebagaimana nabi Habakuk yang memiliki keteguhan iman, hendaklah kita memberi respon yang sama terhadap krisis yang makin menghimpit. Selalu ada harapan dan jalan keluar di tengah-tengah krisis.

Di tengah-tengah krisis, berkat Bapa tetap mengalir.

Ikuti Kami