Keberanian Seperti Hanani, Menegur Karena Salah
Kalangan Sendiri

Keberanian Seperti Hanani, Menegur Karena Salah

Lori Official Writer
      207

Ayat Renungan: 2 Tawarikh 16: 9"Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia."

 

Nabi Hanani mungkin bukan tokoh besar yang sering dibicarakan dalam Alkitab, tetapi keberaniannya menyampaikan firman Tuhan kepada Raja Asa menjadi teladan yang tajam bagi kita. Dalam 2 Tawarikh 16, Hanani menegur Asa yang memilih mengandalkan kekuatan manusia dengan bersekutu pada raja Aram, daripada bersandar penuh kepada Allah. Sehingga dia menubuatkan bahwa Raja Asa akan menghadapi peperangan terus-menerus.

Teguran Nabi Hanani menyingkap tiga pesan penting yang tidak hanya berlaku kepada Raja Asa, tetapi juga relevan dengan kehidupan kita di masa ini:

1. Ketergantungan pada Tuhan, bukan manusia.

Hanani mengingatkan Asa bahwa kemenangan sejati tidak ditentukan oleh kekuatan aliansi atau strategi duniawi, melainkan oleh tangan Tuhan. Ketika Asa dulu mengandalkan Allah, ia menang melawan pasukan besar Etiopia dan Libia. Tetapi ketika ia mengandalkan manusia, ia menuai kegagalan. Firman Tuhan menegaskan: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN” (Yeremia 17:5). Sebaliknya, “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!” (Yeremia 17:7).

 

2. Allah yang Mahatahu dan selalu siap menolong.

Kalimat Hanani, “mata Tuhan menjelajah seluruh bumi” menunjukkan bahwa Allah tidak pernah lalai. Ia melihat hati manusia dan siap menguatkan mereka yang berkomitmen sepenuhnya kepada-Nya. Demikian disampaikan Nabi Hanani, "Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia." (2 Tawarikh 16:9)

 

3. Konsekuensi dari ketidaktaatan.

Asa dinubuatkan akan menghadapi peperangan terus-menerus karena kebodohannya (2 Tawarikh 16: 9). Hal ini mengingatkan kita bahwa setiap pilihan untuk tidak taat pada Allah pasti membawa akibat. Amsal 14:12 berkata: “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.”

Meski keberaniannya membuat Hanani dipenjara, ia tetap berdiri teguh menyuarakan kebenaran Allah. Namun keberaniannya menyampaikan pesan Tuhan, terlepas dari pengorbanan pribadinya, mencerminkan keberanian dan kesetiaan yang dicari oleh Tuhan dari orang-orang percaya. Sebab Tuhan yang akan memakai keberanian dan kesetiaan kita untuk memanggil para pemimpin dan bangsa Kembali kepada kebenaran yang Tuhan tetapkan.

Pertanyaannya adalah sebagai orang percaya, apakah kita berani menyatakan kebenaran meski berisiko ditolak, dikucilkan, atau bahkan dihukum seperti nabi Hanani? Hari ini, di rumah, di lingkungan, maupun dalam bangsa kita, suara kenabian masih dibutuhkan. Kita dipanggil menjadi terang yang berani menyuarakan kebenaran Tuhan di tengah kegelapan, sehingga seluruh system maupun tatanan yang dijalankan bisa selaras dengan kehendak Tuhan.

 

Action Praktis:

Ambillah satu komitmen hari ini: beranilah menyatakan kebenaran, sekecil apapun konteksnya. Entah itu melawan ketidakadilan di sekitar kita, menegur dengan kasih dalam keluarga, atau memilih kejujuran dalam pekerjaan. Berdoalah agar Tuhan memberi hikmat dan keberanian seperti Hanani, supaya melalui hidup kita, terang Kristus nyata dan membawa perubahan.

 

Hidup Anda berharga, dan Tuhan tidak pernah melepaskan tangan-Nya dari Anda. Hari ini adalah kesempatan baru untuk membuka hati dan membiarkan kasih-Nya memulihkan setiap luka. Jika Anda rindu didoakan, butuh teman berbagi dan membutuhkan bimbingan rohani, hubungi kami dengan klik banner di bawah.

Ikuti Kami