Iman Yang Melampaui Krisis
Kalangan Sendiri

Iman Yang Melampaui Krisis

Lori Official Writer
      406

Ayat Renungan: Habakuk 3: 17-18 “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.”

 

Setiap kali membaca doa dalam Habakuk 3:17-18, saya selalu merasa iman saya dikuatkan. Ayat ini mengungkapkan suatu kontradiksi yang luar biasa: di satu sisi, keadaan sama sekali tidak baik, namun di sisi lain, Nabi Habakuk meresponsnya dengan penuh sukacita: “Namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.” (ayat 18).

Habakuk menunjukkan iman sejati yang melampaui krisis, dimana ia menyaksikan kehancuran besar yang melanda bangsa Israel akibat serangan Babel. Di saat-saat tergelap sekalipun, ia tetap percaya bahwa Tuhan akan ambil kendali atas semua keadaan. Alih-alih berfokus pada penderitaan yang berat, ia memilih untuk mengarahkan pandangannya kepada Tuhan.

Jika kita membaca seluruh pasal Habakuk 3, ada tiga hal penting yang bisa kita pelajari tentang imannya: 

  • Memilih tenang di dalam Tuhan. Di ayat 16, Habakuk merasa gentar saat menerima penglihatan dari Tuhan, tetapi ia memilih untuk tetap tenang menghadapi apa yang akan datang.
  • Bersukacita di tengah kesukaran. Bangsa Israel saat itu mengalami kesulitan besar—krisis pangan dan ekonomi yang parah. Namun, Habakuk tetap berkata, “Aku bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.” (ayat 18).
  • Bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Habakuk mengakui bahwa Tuhan akan memberinya kekuatan untuk melalui masa-masa sulit, sebagaimana seorang gembala yang baik memelihara dombanya (ayat 19).

Saudara, kita mungkin akan lebih mudah untuk bersukacita dan bergembira di dalam Tuhan saat segala sesuatunya berjalan dengan baik. Itu sesuatu yang wajar! Namun, bisakah kita tetap bersukacita di dalam Tuhan saat keadaan berubah menjadi lebih buruk? Jika kita bisa, itu menunjukkan bahwa kita memiliki iman yang murni. Dengan iman seperti ini, Tuhan akan menjaga kita tetap teguh di tengah tantangan hidup, sebagaimana Ia menjaga kaki rusa tetap kuat di jalanan pegunungan yang terjal dan berbahaya, membimbingnya menuju tempat yang aman. Inilah iman sejati yang dimiliki oleh orang-orang benar di hadapan Tuhan.

Apa pun yang Anda hadapi saat ini, percayalah bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan Anda sendirian. Jalan yang harus ditempuh mungkin masih sulit, mari meneladani respon Habakuk yaitu tetap percaya kepada Tuhan bahwa Dia akan menuntun Anda melewatinya menuju kehidupan yang berlimpah di sisi lain.

Ikuti Kami