Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 112; Lukas 24; Hakim-Hakim 11-12
Seorang teman pernah berkata kepada saya, “Setiap keputusan yang kita ambil selalu memiliki resiko. Jadi, berpikirlah ulang 100 kali ketika membuat sebuah keputusan agar tidak ada penyesalan di kemudian hari.” Bagi beberapa orang mungkin kata-kata tersebut terasa biasa, tetapi bagi saya perkataan itu justru menguatkan iman saya kepada Tuhan Yesus.
Keputusan untuk menerima Tuhan Yesus dan hidup di bawah tuntunan firman-Nya tiga belas tahun yang lalu adalah keputusan terbesar dan tersulit yang saya ambil selama hidup saya. Pertimbangan bahwa saya seorang manusia yang memiliki kedagingan dan sisi negatif adalah alasannya.
Saya belum siap ketika itu untuk menaati setiap perintah-Nya dan menjauhi larangan-laranganNya. Namun, kasih-Nya yang begitu nyata dalam kehidupan saya membuat saya tidak bisa menolak-Nya. Sejak saat itu, saya pun berketetapan untuk setia mengiring-Nya, apapun yang akan terjadi di depan nanti.
Puji Tuhan, hingga sekarang saya masih menjadi pengikut Kristus dan melayani-Nya. Bahkan, jika hari ini ada orang yang bertanya, ‘Apakah saya menyesal menjadi seorang Kristiani?’ Saya akan menjawab TIDAK !
Kini, pertanyaan yang sama saya hadapkan kepada Anda, ‘Apakah Anda menyesal menjadi seorang Kristiani?’ Jawablah dengan tidak terburu-buru dan hati bersih karena Allah ingin mengetahui ketulusan hati Anda ketika mengatakannya.
Apabila Anda benar mengasihi Allah katakanlah Anda mengasihi-Nya, namun jika pun tidak katakan tidak.
Sumber: Jawaban.com